Loading...
MEDIA
Penulis: Eben E. Siadari 08:35 WIB | Jumat, 19 Februari 2016

Film tentang Perjuangan Memerdekakan Papua Beredar di Selandia Baru

Poster film Run It Straight (Foto: maoritelevision.com)

WELLINGTON, SATUHARAPAN.COM - Tampaknya pemerintah Indonesia harus berupaya lebih keras lagi melakukan persuasi dan diplomasi dalam upaya meredam berbagai kampanye untuk Papua merdeka. 

Ini diperlukan karena tak hanya di dalam negeri, di luar negeri juga kampanye itu terkesan kian intens belakangan ini. 

Lebih jauh, kampanye Papua merdeka  terkini sudah menggunakan hampir semua jalur yang mungkin ditempuh. Tak lagi hanya lewat panggung politik atau gerakan bersenjata. Saat ini perjuangan lewat budaya dan olah raga pun mulai digarap.

Salah satunya adalah lewat film. Sebagaimana dilaporkan oleh maoritelevision.com, pada 20 Februari ini di Selandia Baru akan dirilis secara online sebuah film yang menggambarkan perjuangan warga keturunan Papua di Selandia Baru dalam menyuarakan keinginan untuk merdeka.

Film pendek dengan judul Run It Straight tersebut, disutradarai oleh Tere Harrison, yang selain menjadi pelaku perfilman, juga pejuang hak-hak pribumi, terutama Maori.

Film pendek ini sebetulnya berkisah tentang perjalanan dan aktivitas sebuah klub rugby yang beranggotakan para pemain berdarah Melanesia keturunan Papua. Namun, melalui penggambaran kisah mereka, sang sutradara menyisipkan perjuangan para anggota klub tersebut mengkampanyekan Papua merdeka di Selandia Baru.

Tere Harrison mengakui ia membuat film ini karena terinspirasi oleh unjuk rasa yang dilakukan oleh klub rugby di Wellington yang secara beramai-ramai menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan Papua.

“Sangat jarang melihat sebuah klub olah raga melakukan unjuk rasa, tetapi saya melihat pemain liga dan para mahasiswa dalam siraman hujan melakukan unjuk rasa di depan Kedubes Indonesia di Selandia Baru menuntut kemerdekaan Papua," kata dia.

Yang juga mengejutkan, kata Tere, sangat sedikit publik Selandia Baru yang tahu tentang isu di Papua.

"Sangat jelas, kita tidak tahu banyak tentang hal ini namun saya akan mengubahnya," kata Tere.

Dengan menampilkan komentator dari Maori dan Pasifik seperti Dr. Maria Bargh, Dr. Teresia Teaiwa dan Dr Pala Molisa, film Run It Straight merupakan perpaduan antara drama, puisi dan dokumentasi yang dijahit dengan humor dan emosi gaya Maori.

Tokoh HAM Maori, Hone Harawira juga tampil dalam film tersebut.

Menurut Tere Harrison, tokoh-tokoh itu diundang karena mereka berdiri memperjuangkan HAM di berbagai belahan dunia.

Menurut sang sutradara, mereka yang berkontribusi pada film ini tidak dibayar.Dan dukungan dari semua yang terlibat, menurut dia, luar biasa.

Film ini akan dirilis secara online pada 20 Februari.

Sebelumnya, sebuah film dokumenter musik yang menggambarkan perjuangan untuk mengkampanyekan Papua merdeka, juga telah dirilis di Selandia Baru. 

Film dokumenter ini diberi judul Punks for West Papua, sebagai kelanjutan dari aksi komunitas punk rock Australia yang bersatu mendukung kemerdekaan Papua.

Tahun lalu, gerakan itu menyelenggarakan even yang besar di Australia untuk menggalang dana dan meningkatkan kesadaran tentang perlunya Papua merdeka.

Dalam acara itu tampil 50 grup band dari tujuh kota di seluruh negara. Inilah even punk rock terbesar sepanjang sejarah Australia. Kegiatan itu difilmkan, dan diharapkan hasil dari penjualan maupun penyewaannya akan disumbangkan ke United Liberation Movement  for the West Papua (ULMWP).

ULMWP adalah organisasi yang menjadi wadah dari kelompok-kelompok yang memiliki aspirasi penentuan nasib sendiri warga Papua. 

Menurut Tere Harrison, masyarakat harus tahu cerita sebenarnya tentang Papua. Ia mengeritik pemerintah Selandia Baru yang diam saja atas kekerasan yang terjadi di Papua. 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home