Formula 1 Tiadakan Perayaan di Podium
SATUHARAPAN.COM-Formula 1 akan meniadakan perayaan di podium ketika balapan musim ini berlanjut sebagai salah satu upaya menghindari penyebaran virus corona. Parade para pebalap sebelum lomba juga akan dihapus dari agenda, karena tidak ada penonton di tribun sirkuit.
Upacara penghormatan dengan lagu kebangsaan juga dihapus dari agenda, bahkan tidak ada penyerahan trofi, demikian managing director F1, Ross Brawn di situs web resmi F1, hari Jumat (12/6).
"Praktik yang kita lakukan di masa lalu itu tak bisa dilakukan," kata Brawn, dikutip Reuters. "Prosedur podium tak akan dilaksanakan, tapi kami sedang mengusahakan sesuatu dilakukan di grid setelah lomba. Satu opsi adalah untuk menderetkan mobil di trek dan para pebalap berdiri di depannya.
Penyerahan trofi tak akan memungkinkan karena adanya larangan menjaga jarak, namun Brawn akan berusaha menggantikan ritual wajib itu dengan cara lain.
Baru Di Eropa
F1 akan memulai musim yang tertunda di Austria pada 5 Juli nanti tanpa penonton. Sebanyak delapan seri awal telah dirilis, semuanya di sirkuit Eropa, namun tak menutup kemungkinan menggelar di benua lain.
Azerbaijan, Singapura dan Jepang tidak masuk di kalender Formula 1 tahun ini setelah penyelenggara, membatalkan Grand Prix di tiga negara itu hari Jumat, karena pandemi virus corona.
F1 sebelumnya juga membatalkan empat balapan lainnya, yaitu seri pembuka di Australia, Monako, Belanda dan Prancis. Brawn mengatakan ada kemungkinan untuk menggelar paruh kedua musim setelah delapan seri awal yang dirilis revisi kalender F1.
Ada pembicaraan untuk menggelar balapan kedua di Italia di Sirkuit Mugello atau Imola, bekas tuan rumah Grand Prix San Marino. Sedangkan Sirkuit Hockenheim, Jerman dan Sirkuit Portimao, Algarve, Portugal memiliki potensi masuk ke kalender.
Sirkuit Sochi juga bersedia menjadi tuan rumah dua balapan. "Kami yakin jika rencana kami menggelar 15-18 balapan di saat musim ini selesai di Abu-Dhabi pada pertengahan Desember dan berharap mengeluarkan kalender final sebelum kami memulai musim kami di Austria."(Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...