Fukushima Mulai Kirab Obor Olimpiade Tokyo
FUKUSHIMA, SATUHARAPAN.COM - Kirab obor untuk Olimpiade Tokyo yang dimulai dari prefektur Timur Laut Jepang, Fukushima, sebagai pembuka sebelum Olimpiade digelar pada akhir Juli, di tengah kekhawatiran masyarakat terhadap pandemi COVID-19, kantor berita Kyodo melaporkan, Kamis (25/3).
Upacara pembukaan kirab obor yang berlangsung di pusat pelatihan sepak bola J-Village diadakan tanpa penonton, dan hanya dihadiri oleh sejumlah orang sebagai upaya pencegahan penyebaran virus corona, yang membuat Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo diundur satu tahun.
Sekitar 10.000 pembawa obor akan melewati 859 kota di 47 prefektur Jepang dalam 121 hari, mencakup sejumlah lokasi terkenal, termasuk Gunung Fuji.
Kirab obor akan menjadi kesempatan penting bagi panitia penyelenggara untuk meyakinkan orang-orang di Jepang bahwa panitia mampu menyelenggarakan pertandingan dengan aman, diperkirakan akan melibatkan lebih dari 15.000 atlet, meskipun dalam kondisi pandemi.
"Api terus menyala dengan tenang, tetapi dengan kuat bahkan saat dunia menghadapi masa-masa sulit selama setahun terakhir," ujar presiden panitia penyelenggara, Seiko Hashimoto, dalam upacara tersebut.
"Api akan memulai perjalanan 121 hari dan akan membawa harapan bagi rakyat Jepang dan perdamaian dari orang-orang di seluruh dunia."
Panitia mengatakan kirab bisa saja ditangguhkan, atau beberapa rute program mungkin dilewati, jika terlalu banyak orang berkumpul di pinggir jalan.
Penonton didorong untuk beralih ke siaran langsung online dan menahan diri untuk tidak bepergian ke luar prefektur rumah mereka untuk menonton estafet tersebut.
Penonton harus memakai masker dan juga diminta untuk bertepuk tangan daripada bersorak. Para pelari, yang masing-masing akan membawa obor bermotif bunga sakura dengan jarak sekitar 200 meter, diharuskan mencatat informasi kesehatan mereka dan diminta untuk tidak makan bersama orang lain.
Kirab obor Olimpiade dimulai di Fukushima dalam upaya untuk menunjukkan kemajuan yang telah dicapai Jepang dengan rekonstruksi wilayah timur laut yang dirusak oleh gempa bumi, tsunami dan bencana nuklir pada Maret 2011.
Anggota tim sepak bola putri Jepang Nadeshiko yang memenangkan Piala Dunia Wanita 2011 adalah pelari pertama estafet yang dimulai dari kompleks olahraga J-Village, yang berfungsi sebagai pangkalan garis depan dalam pertempuran melawan krisis nuklir di pembangkit listrik Fukushima Daiichi.
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...