Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 02:26 WIB | Sabtu, 26 Agustus 2017

Fun A(rt)Glioo, Merespon Cafe Menjadi Ruang Pamer Seni

Fun A(rt)Glioo, Merespon Cafe Menjadi Ruang Pamer Seni
Karya patung berjudul "Kuda Terbakar" koleksi JB collection yang dipamerkan pada pameran di "Fun A(rt)Glioo" Jl. Prawirotaman 1 No. 43 Yogyakarta berlangsung 25 Agustus -14 September 2017. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Fun A(rt)Glioo, Merespon Cafe Menjadi Ruang Pamer Seni
Karya patung berjudul "UX ?!" koleksi JB collection

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dua belas seniman-perupa menggelar pameran bersama bertajuk "Fun A(rt)Glioo" selama 25 Agustus - 14 September 2017 di Aglioo pizza and pasta Jl. Prawirotaman 1 No. 43 Yogyakarta. Sebanyak dua puluh enam karya seni dua dimensi dipajang menghias dinding cafe yang menyediakan menu masakan Italia. Turut dipamerkan dua karya patung dan dua karya lukisan-kolase lukisan dari JB collection milik kolektor barang seni Yan Arista.

Acara pembukaan pameran dimeriahkan  dengan perform seniman grafis dari Asosiasi Olahraga Sketsa Indonesia (AORSI) Syahrizal Pahlevi melalui print menu. Dalam print menu yang pernah dilakukan pada tahun 2014, Pahlevi merespon permintaan pengunjung yang memesan makanan khas Italia semisal pizza, lasagna, spagheti, dengan karya seni grafis yang dicetak menggunakan teknik tinggi Moku Hanga. Karya seni yang dicetak di atas kertas dengan cat air tersebut boleh dibawa oleh pengunjung yang memesan.

Kepada satuharapan.com Yan Arista, Kamis (24/8) menjelaskan bahwa pameran yang dikemas dalam suasana ringan dan riang (fun) untuk memperkaya dinamika seni rupa dalam ruang publik semisal cafe.

"Dengan begitu (menghelat pameran di cafe), pengunjung bisa menikmati menu yang disajikan sekaligus menikmati karya seni rupa." kata Yan Arista.

Tentang pameran seni rupa di cafe, perupa Alie Gopal menjelaskan bahwa hal tersebut sudah cukup lama ada di Yogyakarta. Dalam catatan Alie Gopal sekitar akhir tahun 1990-an digelar pameran seni rupa di Via-Via cafe.

"(Sejauh ini) responnya bagus. Dengan pen-display-an yang tepat, karya seni dapat diapresiasi oleh pengunjung cafe tanpa harus terganggu oleh karya ataupun mengganggu pengunjung lainnya. Banyak karya-karya bagus yang lepas (terjual)." kata Alie Gopal.

Hingga pertengahan tahun 2000-an, cafe menjadi ruang alternatif pameran seni rupa di Yogyakarta. Hadirnya galeri seni di Yogyakarta semisal Sangkring art space, Tahunmas art room, maupun galeri seni rupa lainnya sekitar pertengahan tahun 2000-an berbarengan dengan booming seni rupa saat itu dan menjadikan kembali ruang seni (art gallery) sebagai ruang pameran sedikit banyak berpengaruh pada minat seniman menggelar pameran seni rupa di cafe, terlebih saat pasar seni rupa Indonesia dan dunia mengalami kelesuan pasar sekitar tahun 2010-an. Dalam tiga tahun terakhir seniman-perupa Yogyakarta mulai melirik cafe sebagai ruang pamernya. Hingga saat ini Asmara art shop and cafe yang berada di Jalan Tirtodipuran kerap menggelar pameran seni rupa.

Merespon ruang dan dinding cafe dengan karya dalam sebuah pameran seni rupa perlu pencermatan yang teliti. Dimensi, tema, dan penataan karya seturut dengan tajuk pameran yang diangkat semestinya tidak hanya terhenti pada memindahkan karya dalam ruang-dinding cafe, sehingga tujuan pameran untuk mendekatkan dunia seni  rupa berikut karya seninya pada masyarakat luas bisa lebih optimal.

Pameran dibuka yang dibuka oleh pemilik Aglioo|pizza and pasta, Beth Albitchar akan berlangsung hingga 14 September 2017.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home