Loading...
BUDAYA
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:10 WIB | Rabu, 06 Juni 2018

Gamelan Jawa dan Saksofon Pukau Penonton di Pentas "Shadows of Java"

Ilustrasi. Perpaduan gamelan Jawa dan saksofon memukau penonton dalam pentas “Shadows of Java” di Belanda. (Foto: kagama.co)

DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM – Lantunan gamelan jawa dipadukan dengan alunan saksofon, memukau penonton di ruang teater Muziek & Dansschool di Amstelveen (3/6). Tidak dinyana perpaduan alat musik tradisional dan modern ditambah dengan suara merdu pesinden dapat begitu padu dan menghanyutkan.

Yayasan Raras Budaya dan Kelompok Gamelan Widosari, menyelenggarakan pertunjukan Shadows of Java di beberapa kota di Belanda, dalam rangka ulang tahun mereka yang ke-40 dan ke-25.

Shadows of Java, tidak hanya menampilkan pergelaran gamelan, tetapi juga pertunjukan wayang kulit dengan dalang kondang Ki Joko Susilo.

Cuplikan kisah Mahabharata tentang pertemuan Bhima dan Dewi Arimbi tersebut, dibawakan oleh Ki Joko Susilo dalam bahasa Inggris dengan dibumbui beberapa kelakar yang menyegarkan.

Dalam rangka ulang tahun Yayasan Raras Budaya dan Kelompok Gamelan Widosari tersebut, komposer Sinta Wullur juga menciptakan satu tembang khusus dalam bahasa Inggris, yang dibawakan oleh pesinden Peni Candrarini diiringi oleh pemain saksofon asal Jepang Yukari Uekawa, dan orkestra gamelan pimpinan Elsje Plantema dan Guntur Sulistiyono, yang sebagian besar terdiri atas orang Belanda.

Tampak di antara penonton, Duta Besar RI untuk Den Haag, I Gusti A Wesaka Puja, sebagai bentuk dukungan KBRI Den Haag untuk promosi kebudayaan Indonesia di Belanda.

Shadows of Java ditampilkan sebanyak empat kali antara tanggal 25 Mei – 3 Juni 2018, di Den Haag, Arnhem, Amsterdam, dan Amstelveen. (kemlu.go.id/KBRI Den Haag)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home