Ganjar Senang Jokowi Katakan Kerja Kerja dan Kerja
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku senang mendengar ucapan Presiden RI periode 2014-2019 Joko Widodo dalam pidato awal masa jabatan, Senin (20/10), dimana pengganti Susilo Bambang Yudhoyono itu mengucapkan kata kerja sebanyak tiga kali.
“Saya senang Jokowi tiga kali menyebutkan ini ranya kerja, kerja, dan kerja,” kata Ganjar yang ditemui usai menghadir acara Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI 2014-2019, di Gedung Nusantara, Kompleks MPR/DPR/DPD, Senayan Jakarta Pusat, Senin (20/10).
Menurut dia, bila hal tersebut bisa dilakukan, Indonesia memiliki harapan Jokowi beserta kabinet dan parlemen untuk melakukan rekonsolidasi dengan tim anggaran.
“Sehingga itu bisa mendorong apa yang menjadi program,” kata dia.
“Inilah sinkronisasi, harmonisasi, dan penyeragaman langkah, antara pusat, provinsi, dan kabupaten/kota,” dia menjelaskan.
Ganjar menyampaikan agenda Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla sangat konkret, yakni pada kedaulatan pangan dan energi. “Jadi kalau kita mau serius, saya berharap agenda ini bisa dilaksanakan dengan cepat sehingga provinsi bisa segera ditugaskan,” tutur dia.
Ia pun mengaku telah membicarakan hal tersebut dengan Presiden RI periode 2014-2019 dengan harapan agar semua gubernur dari seluruh Indonesia dapat dipanggil untuk melakukan harmonisasi dan sinkronisasi program nasional ke daerah.
Just Do It
Saat ditanya mengenai koordinasi antara pusat dan daerah yang harus disempurnakan, Gubernur Jawa Tengah itu mengatakan semuanya sudah cukup karena adanya Revisi Undang-Undang Pemerintahan Daerah (UU Pemda). “Jadi tinggal just do it, mari kita lakukan. Just do it itu ,ya just do it dan just duitnya,” kata Ganjar.
“Karena ada beberapa kebijakan yang mulai diberikan pada gubernur, lalu yang sebelumnya kebijakan itu ada di tingkat kabupaten/kota, kini dinaikkan pada pada gubernur,” dia menambahkan.
Oleh karena itu, lanjut Ganjar, segera kumpulkan seluruh gubernur untuk membicarakan mengenai hal tersebut. Karena bila kewenangan dan anggaran bisa disatukan, maka penugasan bisa dilaksanakan.
“Contohnya, kita bicara daulat pangan, kedelai beresin yuk, sapi beresin yuk, mana yang mau ditugasin pada konteks seperti itu. Kalau di bawah sudah siap beri tinju masing-masing,” ujar Ganjar.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...