Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:34 WIB | Kamis, 09 April 2020

Gaza Kehabisan Alat Tes COVID-19

Polisi Palestina berjaga-jaga ketika seorang perempuan mengenakan masker menunggu dengan orang lain di luar bank untuk menarik uang tunai, di Kota Gaza. (Foto: dok. Reuters)

GAZA, SATUHARAPAN.COM-Jalur Gaza tidak lagi memiliki alat uji untuk virus corona, kata pejabat kesehatan Palestina pada hari Rabu (8/4), di tengah kekhawatiran bencana jika penyakit itu menyebar di daerah kantong yang padat penduduk.

"Pengujian di laboratorium pusat kami telah berhenti, setelah alat uji virus corona benar-benar habis," kata juru bicara kementerian kesehatan Gaza, Ashraf al-Qidra. Kementerian kesehatan di Gaza dijalankan oleh kelompok Hamas.

Wilayah di jalur pantai yang miskin ini selama bertahun-tahun berada di bawah blokade yang oleh negara tetangganya, Israel, yang menyebutkan hal itu untuk menghentikan senjata dan uang mencapai musuhnya, Hamas.

Gaza telah melaporkan 13 kasus terinfeksi virus corona, yang semuanya berada di fasilitas karantina. Tetapi para pejabat telah menyuarakan keprihatinan bahwa kekurangan peralatan penting dan pasokan medis dapat memicu penyebaran cepat di antara dua juta orang di wilayah kantong itu.

Dalam briefing berita, Qidra mengatakan bahwa lusinan sampel sedang menunggu pengujian, dan sebagai hasilnya, ratusan orang harus tetap berada di fasilitas karantina.

Dia mengimbau kepada organisasi internasional untuk memberikan Gaza dengan alat uji serta 100 ventilator dan 140 tempat tidur untuk unit perawatan intensif.

Nowegi Serukan Bantuan

Hamas telah menutup sekolah, masjid dan gedung pernikahan dan melarang pertemuan besar di jalan untuk menghentikan penularan COVID-19, tetapi belum bergerak untuk memberlakukan penguncian terhadap dua juta penduduk Gaza, dan mengatakan itu belum perlu.

Israel, yang dengan ketat mengontrol pergerakan keluar-masuk Gaza, pekan lalu menawarkan bantuan melawan virus corona kepada warga Palestina di Gaza yang dikaitkan dengan dua tentara Israel yang hilang selama perang tahun 2014 di daerah kantong itu.

Pekan lalu, Norwegia, yang mengetuai kelompok donor utama untuk Palestina, meminta lebih banyak dana untuk Gaza dan Tepi Barat yang diduduki Israel untuk membantu mencegah bencana kemanusiaan. Sementara ini ada 250 kasus terinfeksi COVID-19 telah dilaporkan di antara warga Palestina di Tepi Barat, dan satu pasien meninggal. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home