Loading...
DUNIA
Penulis: Reporter Satuharapan 13:29 WIB | Selasa, 19 Juni 2018

Gempa Jepang, Wali Kota Minta Maaf atas Meninggalnya Gadis Cilik

Ilustrasi. Gempa bumi melanda Osaka, Jepang, 18 Juni 2018, menelan korban 3 tewas, 350 luka-luka. (Foto CNBC.com)

OSAKA, SATUHARAPAN.COM – Wali Kota Takatsuki, Provinsi Osaka, meminta maaf atas meninggalnya anak perempuan 9 tahun dalam gempa bumi di provinsi itu hari Senin (18/6/2018). Anak itu tertimpa patahan dinding beton kolam renang di sebuah sekolah sebesar 40 meter yang jatuh.

Wali Kota Takatsuki, Takeshi Hamada, berbicara kepada wartawan hari Senin siang bahwa pemerintah kota akan menyelidiki penyebab jatuhnya dinding tersebut. Ia menyatakan pihaknya ikut bertanggung jawab dalam kejadian itu. Kota Takatsuki berencana untuk memeriksa dinding di semua bangunan SD dan SMP.

Abe Imbau Dukungan Penuh bagi Korban Gempa

Semenara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menginstruksikan menteri-menterinya agar menyediakan dukungan penuh bagi orang-orang yang terkena dampak gempa besar di Provinsi Osaka pada hari Senin (18/6/2018).

Ia menggelar pertemuan menteri-menteri terkait setelah gempa berkekuatan 6,1 tersebut. Menteri Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga dan Menteri Manajemen Bencana Hachiro Okonogi juga turut hadir dalam rapat yang diadakan Senin sore itu.

Abe mengatakan gempa besar yang berpusat di Osaka utara menyebabkan seorang anak kecil dan dua lansia meninggal dunia. Ia menyampaikan bela sungkawa kepada mereka yang meninggal. Ia juga mengatakan hatinya bersama korban luka-luka dan lain yang terkena dampak guncangan itu.

Abe mengatakan pemerintah telah melakukan upaya bersatu dalam pengumpulan informasi, komunikasi, serta operasi pencarian dan penyelamatan. Tetapi ia menambahkan sebagian orang masih belum memiliki akses terhadap layanan-layanan mendasar seperti sistem transportasi umum, gas, dan air. Ia memerintahkan menteri-menteri agar meminta bantuan dari penjuru Jepang guna memulihkan layanan-layanan tersebut sesegera mungkin.

Menurut Abe, mungkin saja diperlukan lebih banyak lagi tempat penampungan, air, dan pasokan bantuan lain setelah besarnya kerusakan diketahui lebih jelas. Ia mengatakan yang penting adalah proaktif.

Ia juga mengingatkan kepada para peserta pertemuan mengenai risiko dinding yang ambruk dengan menyebut anak sekolah yang meninggal setelah ia terperangkap saat satu tembok menimpanya.

Ia mendesak para menteri tersebut agar menjamin keselamatan pasca bencana bagi anak-anak sekolah. (nhk.or.jp)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home