Loading...
BUDAYA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 12:06 WIB | Minggu, 01 Mei 2016

Gereja Ayam Jadi Primadona di Film AADC 2

Gereja Ayam Jadi Primadona di Film AADC 2
Salah satu adegan Rangga dan Cinta saat berada di pucuk kepala burung merpati Gereja Merpati atau Gereja Ayam. (Foto: Miles Films)
Gereja Ayam Jadi Primadona di Film AADC 2
Gereja Ayam atau Gereja Merpati terlihat dari atas. (Foto: uzone.id/ mymodernmet.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Banyak hal menarik yang bisa kita lihat dari film “Ada Apa Dengan Cinta 2”. Setelah 14 tahun masa penantian untuk kembali menuai sukses dari film pertamanya,  AADC 2 hadir dengan jalan cerita yang lebih menarik.

Salah satunya adalah ketika Cinta, yang diperankan oleh Dian Sastrowardoyo memutuskan untuk menghabiskan waktu sehari semalam dengan Rangga, yang diperankan oleh Nicholas Saputra di Yogyakarta.

Di ujung waktu mereka bertemu, Rangga mengajak Cinta untuk pergi ke Bukit Punthuk Setumbu. Punthuk Setumbu adalah bukit yang biasa dipakai oleh para fotografer untuk mendapatkan foto Borobudur.

Pengunjung yang ingin menyaksikan pemandangan matahari terbit dari bukit ini sebaiknya memulai hiking saat pagi buta agar bisa melihat matahari seakan muncul dari balik Borobudur ketika sampai di atas bukit.

Tak jauh dari situ, pengunjung juga bisa melihat Rumah Doa Bukit Rhema yang mendadak terkenal beberapa waktu lalu. Dari jauh, gereja ini nampak seperti burung merpati. Oleh karena itu, warga menyebutnya sebagai Gereja Ayam atau Gereja Merpati.

Dari Punthuk Setumbu, pengunjung dapat berjalan kaki sekitar sepuluh menit untuk sampai ke bangunan yang biasa disebut gereja ayam di ukit Dusun Gombong, Desa Kembanglimus.

Produser film AADC, Mira Lesmana mengaku saat pertama kali mendengar Punthuk Setumbu adalah dari Nicholas Saputra yang memiliki hobi yang sama dengannya yaitu bepergian.

“Pertama, memang sangat indah dan menarik terus terang salah satu yang perrnah bercerita kepada saya tentang Punthuk Setumbu itu adalah Nicholas Saputra. Dia traveller, saya juga traveller tapi saya sudah lama ingin kesana dan belum sempat,” kata dia usai melakukan konferensi pers pemutaran film AADC 2 di The Hall Senayan City, Jakarta Selatan, hari Senin (25/4).

Menurutnya, dari destinasi wisata yang ada di Yogyakarta, Rumah Doa Bukit Rhema ini merupakan tempat yang paling tepat sebagai penghujung pertemuan Rangga dan Cinta yang menghabiskan waktu sehari semalam itu.

“Saya ingin memotret landscape yang apik untuk film ini. Gereja Ayam atau Gereja Merpati, meskipun itu sebenarnya bukan gereja adalah tempat yang tepat. Kami ingin sharing saja beberapa tempat wisata di Yogyakarta yang enggak banyak orang tahu,” kata dia.

Sejarah Gereja Ayam

Seperti yang dilansir dari keepo.me, gereja ini dibangun pada tahun 1980-an. Lokasinya terletak di atas bukit dengan akses jalan yang penuh dengan ilalang dan bebatuan.

Namun, ada juga versi lainnya yaitu, gereja ini dibangun oleh Daniel Alamsjah pada tahun 1990an. Daniel mendapatkan penglihatan dari Tuhan untuk membangun gereja berbentuk burung merpati di sebuah bukit untuk menyatukan umat Kristen di seluruh dunia.

Mengapa bentuknya merpati?

Di dalam ajaran agama Kristen, merpati diyakini sebagai lambang Roh Kudus dan tempat perlindungan.

Beberapa kali, Daniel mendapatkan mimpi dari  Tuhan tentang gereja tersebut.

Singkat cerita, dia mendaki bukit tersebut dan mulai berdoa untuk meyakinkan dirinya apakah ini lahan yang Tuhan maksud. Sadar tak memiliki banyak uang, Daniel percaya Tuhan akan memberikan jalan. Hingga akhirnya pada tahun 1994, dalam waktu enam bulan, akhirnya Daniel berhasil memiliki lahan 2,5 hektar tanah di atas bukit dan mulai membangun gereja.

Namun, pada tahun 1998 ketika krisis ekonomi melanda Indonesia, Daniel mulai kehabisan uang dan investor mulai meninggalkannya. Hal ini berdampak pada proyek pembangunan gereja ini. Akhirnya Daniel mulai menyerah dengan keadaan dan menghentikan proyek pembangunan yang sudah mencapai 70 persen tersebut.

Bangunan ini pernah digunakan sebagai tempat untuk sosial seperti rehabilitasi pengguna narkoba dan kenakalan remaja. Tempat rehabilitasi menggunakan dua ruangan yang terdapat di lantai satu , sedangkan di lantai dua, yaitu aula yang besar digunakan untuk berdoa.

Namun, penggunaan bangunan ini sempat diprotes oleh warga sekitar yang mengira tempat itu digunakan untuk kegiatan maksiat.

Akhirnya, Daniel meninggalkan tempat itu dan membangun rumah doa di tempat lain. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home