Loading...
RELIGI
Penulis: Tya Bilanhar 21:54 WIB | Rabu, 28 Juni 2017

Gereja Katolik Lantunkan Lagu Idul Fitri Dipuji Netizen

Arak-arakan umat di sebuah gereja Katolik di Sabah (Foto: Borneo Today)

KENINGAU, SABAH, SATUHARAPAN.COM - Banyak cara umat yang berbeda agama menunjukkan solidaritas di Hari Raya Idul Fitri tahun ini, yang jatuh pada hari Minggu.

Kelompok musik yang mengiringi misa di Gereja Katolik di Keningau, Sabah, misalnya, memutuskan memainkan lagu "Suasana Hari Raya," sebuah lagu yang populer di kalangan Muslim, yang dikumandangkan saat-saat bulan Ramadan dan Idul Fitri.

Lagu yang aslinya dinyanyikan oleh Anuar dan Ellina itu mereka kumandangkan sesaat setelah misa usai pada hari Minggu (25/06) lalu. Dalam potongan video yang direkam oleh salah seorang anggota jemaat, tampak para pemusik di dalam gereja memainkan lagu itu, sementara para pengerja gereja menjalankan tugas mereka.

Ketika potongan video kejadian itu diunggah lewat akun Facebook-nya, kontan saja bertubi-tubi pujian datang dari netizen. Gereja Katolik di Pusat Ziarah Keluarga Kudus Keuskupan Keningau di Nulu Sosopon itu langsung menjadi terkenal.

Harry Wong, yang menjadi pemimpin kelompok musik, mengatakan kepada The Star, apa yang mereka lakukan adalah simbol solidaritas.

"Ini adalah Hari Raya dan kami ingin menikmati perayaan itu dan pada saat yang sama kami ingin menunjukkan bahwa tidak salah memainkan lagu Hari Raya di dalam sebuah gereja menandai perayaan," kata dia. Ia juga terkejut ketika mengetahui bahwa video klip mereka menjadi viral, padahal sebetulnya adalah wajar bagi mereka ikut merayakan berbagai hari raya.

Pujian datang dari para netizen karena apa yang dilakukan oleh kelompok band itu dianggap menggambarkan penghormatan kepada umat lain, dan hal itu lah yang selama ini menjadikan Sabah tempat yang damai.

"Saya bangga menjadi orang Sabah. Kita terdiri dari berbagai ras dan agama yang berbeda tetapi kita hormat satu sama lain. Walau pun kita tidak beragama yang sama, tetapi kita berasal dari akar yang sama. Mari kita pelihara semangat ini hingga ke generasi selanjutnya," kata Ome'z Afiq.

"Inilah yang membuat warga Sabah memiliki hubungan yang kuat walaupun terdiri dari berbagai agama dan kepercayaan -- karena kita menghormati dan mencintai satu sama lain," tambah Ryn Musindra Soong.

Sementara itu Iqbal Ikhwandy mengatakan, "Sabah selalu harmonis. Sesungguhnya Sabah adalah prototipe terbaik 1Malaysia....kita selalu hidup dalam konsep ini."

Meskipun demikian, Alexander Lee memperingatkan bahwa viralnya video itu kemungkinan menandakan hal lain. "Ketika umat Kristen menyanyikan lagu-lagu Muslim atau sebaliknya, dan menjadi berita utama, kita tahu kita terpolarisasi. Saya tumbuh di sebuah desa kecil bernama Kasigui di Penampang. Saat itu saya kenal dengan semua tetangga baik Muslim maupun Kristen dan kita tumbuh bersama sebagai anak-anak. Agama kita tidak pernah disiarkan dan itu kita pertahankan sebagai hubungan kita dengan Tuhan," tulis dia.

Melissa James Madan, yang mengunggah video itu ke FB, mengatakan dalam waktu singkat video tersebut sudah mendapat puluhan ribu view. Menurut Melissa, video itu ingin menunjukkan bahwa penghormatan terhadap orang lain adalah cermin dari penghormatan pada diri sendiri.

Sebagai catatan, Sabah adalah salah satu negara bagian di Malaysia dan juga merupakan salah satu dari 13 negara bagian pendiri di dalam persemakmuran Malaysia.

Sabah yang beribukotakan Kinabalu, adalah negara bagian kedua terbesar di Malaysia setelah Sarawak. Sabah juga berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia, di selatan.

Kristen adalah penduduk minoritas di Malaysia, 9,2 persen dari total penduduknya yang 28,3 juta, menurut sensus 2010. Namun di negara bagian Sabah dan Sarawak, jumlah umat Kristen cukup signifikan, dan tertinggi dibanding di negara bagian lainnya.

Di Sabah, dari jumlah 3,2 juta penduduk, pemeluk agama Kristen 26.6 persen, sedangkan di Sarawak dari jumlah 4,5 juta penduduk, pemeluk agama Kristen 42,6 persen.

Teks lengkap lagu Suasana Hari Raya adalah sebagai berikut:

Berlalulah sudah ramadan sebulan berpuasa
Tiba syawal kita rayakan dengan rasa gembira
Anak muda di rantauan semuanya pulang ke desa
Ibu dan ayah keriangan bersyukur tak terkira

Bertukar senyuman dan salam ziarah-menziarahi
Tutur dan kata yang sopan saling memaafi
Suasana hari raya walau di mana pun jua
Memberikan ketenangan dan mententeramkan jiwa

Kuih dan muih beranika macam
Makanlah jangan hanya di pandang

Ketupat rendang sila nikmati kawan
Penat memasak malam ke pagi

Wajik dan dodol jangan lupakan
Peninggalan nenek zaman berzaman

Asyik bersembang pakcik dan makcik
Hai duit raya lupa nak di beri

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home