Loading...
RELIGI
Penulis: Francisca Christy Rosana 17:14 WIB | Kamis, 19 Februari 2015

“Gereja Katolik Mendukung Imlek”

Ilustrasi. (Foto: chinatravel.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gereja Katolik pada dasarnya mendukung peristiwa budaya Imlek atau Sin Tjia, yakni tahun baru dalam kalender lunisolar milik etnis Tionghoa.

Dalam surat Vikjen Keuskupan Agung Jakarta Rm Samuel Pangestu Pr, dalam budaya Imlek terkandung makna hormat kepada Tuhan, leluhur, dan sesama manusia yang lebih tua, ungkapan syukur, ungkapan persaudaraan, saling berbagi, dan nilai solidaritas.

Sementara itu, dalam perayaan Imlek, menurutnya ada berbagai kebiasaan bagi penganut agama Konfusianisme. Biasanya orang Tionghoa pada malam Imlek tidak mengonsumsi makanan yang berjiwa, seperti daging, dan lain sebagainya.

Namun, berkenaan dengan Imlek tahun ini yang jatuh pada masa Prapaskah, Rm Samuel mengimbau umat Katolik untuk sebaiknya berpantang daging, atau rokok, atau jajan, dan lain sebagainya.

Menurut Samuel, saat malam Imlek pun pantang daging juga perlu dilakukan supaya diri dibersihkan untuk menyambut tahun yang baru.

Mengenai kebiasaan makan bersama dengan keluarga di malam Imlek, tidak diketahui kapan kebiasaan itu muncul. Namun, diharapkan umat beriman mempertimbangkan untuk berdialog dengan budaya Tionghoa ini.

Rm Samuel juga ingin agar umat beriman Katolik semakin dewasa dalam memilah mana yang bermakna dari suatu ajaran Gereja dan budaya.

Sesuai arahan Rm Samuel, pada hari raya Imlek umat beriman bisa makan bersama keluarga dalam persaudaraan setelah beribadah.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home