Gereja Koptik Mesir Dibom, 13 Orang Meninggal
TANTA, SATUHARAPAN.COM - Setidaknya 13 orang meninggal dalam sebuah ledakan pada gereja di bagian utara Mesir.
Ledakan itu menargetkan Gereja Koptik St George di kota Tanta di Delta Nil.
BBC melaporkan sejumlah saluran televisi mengatakan sedikitnya 40 orang terluka dalam serangan di hari Minggu Palma.
Penyebab ledakan itu belum diketahui tetapi minoritas Kristen Mesir telah sering menjadi sasaran militan Islam dalam beberapa tahun terakhir.
Gubernur provinsi itu, Ahmad Deif, mengatakan kepada saluran televisi yang dikelola pemerintah setempat, bahwa ledakan kemungkinan disebabkan bom yang diletakkan di sana atau seseorang meledakkan dirinya sendiri.
Pihak berwewenang juga sedang mencari kemungkinan adanya bahan peledak lainnya di sekitarnya.
Kekerasan terhadap Kristen Koptik telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, terutama karena sejak 2013, ketika militer menggulingkan presiden terpilih dan melancarkan tindakan keras terhadap Islam.
Beberapa pendukung Presiden terguling, Mohammed Morsi, yang berasal dari Ikhwanul Muslimin, menyalahkan orang Kristen yang dianggap mendukung penggulingan tersebut.
Pada Desember tahun lalu, 25 orang tewas ketika sebuah bom meledak di katedral Koptik di Kairo saat misa sedang berlangsung.
Pada bulan Februari, militan dari kelompok ISIS memperingatkan serangan lagi terhadap umat Koptik, yang jumlahnya sekitar 10% dari penduduk Mesir.
Ledakan terjadi saat umat Kristen Koptik merayakan Minggu Palma, salah satu hari paling suci dalam kalender Kristen, menandai masuknya Yesus Kristus ke Yerusalem.
Pada tanggal 1 April, sebuah ledakan di luar sebuah pusat pelatihan polisi di Tanta melukai 16 orang.
Gereja Ortodoks Koptik adalah Gereja Kristen utama di Mesir. Sementara sebagian besar umat Koptik tinggal di Mesir, gereja memiliki sekitar satu juta anggota di luar negeri.
Umat Koptik percaya bahwa gereja itu sudah berdiri sejak tahun 50, saat salah seorang murid Yesus, Markus mengunjungi Mesir. Markus dianggap sebagai paus pertama dari Alexandria - kepala gereja mereka.
Gereja ini dianggap salah satu kelompok Kristen paling awal di luar Yerusalem.
Editor : Eben E. Siadari
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...