Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 19:04 WIB | Sabtu, 07 Juli 2018

Gerhana Bulan Terlama Abad Ini Akan Hiasi Angkasa

Ilustrasi. Gerhana bulan Super Blood Moon tampak sebagian dekat Patung Liberty di Brooklyn, New York, AS, 31 Januari 2018 (Foto: voaindonesia.com/foto: Reuters/Eduardo Munoz)

WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM – Para pengamat angkasa akan mendapatkan hiburan bulan ini, saat gerhana bulan total terlama di abad ini menghiasi angkasa di malam hari tanggal 27 Juli.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan gerhana bulan akan berlangsung selama 1 jam dan 43 menit, yang akan terlihat di Afrika Timur dan Asia Tengah. Warga di bagian lain benua Afrika dan Asia, selain juga mereka yang tinggal di Eropa, Australia, dan Amerika Selatan, akan dapat menyaksikan sebagian dari gerhana bulan tersebut.

Para pengamat angkasa di Amerika Utara, tidak akan dapat melihat kejadian langka ini, dan harus menunggu hingga tahun 2020 untuk menyaksikan gerhana bulan total.

Selama berlangsungnya gerhana bulan, bulan akan tampak kemerahan karena posisinya tepat segaris dengan bumi dan matahari, sehingga bayang-bayang bumi menghalangi cahaya matahari secara total.

Bulan, akan kehilangan kecemerlangannya yang biasa yang disebabkan oleh pantulan cahaya matahari, dan berubah dengan memantulkan sinar kemerahan yang tampak menyeramkan, sehingga gerhana bulan ini disebut sebagai bulan darah.

Para ilmuwan mengatakan, alasan mengapa gerhana bulan ini khususnya berlangsung lama karena bulan hampir melintasi tepat bagian tengah dari bayang-bayang bumi. Sebagai perbandingan, lintasan gerhana bulan ini berlangsung hampir 4 menit dari waktu gerhana bulan terlama yang mungkin terjadi.

Awal tahun ini, sebuah gerhana bulan terjadi di bulan Januari di waktu yang hampir berbarengan dengan fenomena bulan super, yang berlangsung saat sebuah bulan purnama berada pada titik orbit terdekatnya dengan bumi, yang membuat bulan tampak lebih terang dan besar dari biasanya.

Kejadian tersebut, menimbulkan kegembiraan di antara para pengamat bulan dengan terjadinya fenomena bulan darah dan bulan super di saat yang sama.

Untuk mereka yang tidak mampu untuk menyaksikan gerhana bulan ini, bulan Juli akan mempersembahkan hiburan lain bagi para pengamat angkasa.

Di akhir bulan ini, planet Mars akan medekati bumi, mencapai titik orbit, dimana planet itu akan berada posisi terdekatnya dengan planet kita. Mars akan tampak 10 kali lebih cerah dari biasanya, dengan puncak kecerahannya yang terjadi pada tanggal 31 Juli.

Semua orang di dunia akan memiliki peluang untuk menyaksikan fenomena tata surya ini, dengan syarat langit cerah. (voaindonesia.com)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home