Gitaris Remaja Asal Yogyakarta Curi Perhatian di Pasar Hamburg
HAMBURG, SATUHARAPAN.COM - Festival budaya Pasar Hamburg 2017 merupakan perhelatan yang kelima kali mempersembahkan puncak-puncak acara yang diisi oleh sastrawan, musisi dan sejumlah seniman yang datang langsung dari Indonesia. Pasar Hamburg yang dihelat pada tanggal 9-10 September 2017 di Messehalle A2, Lagerstrasse. 20357 Hamburg-Jerman mengangkat tema "Ibu"
Delegasi Indonesia dalam festival budaya Pasar Hamburg 2017 terdiri dari Juli Wirahmini, I Wayan 'Gendo' Suardana, Superman Is Dead, Erick Est, Apel Hendrawan, Igo Blado, Made Bayak, Franz Magnis Suseno, Ismar Patrizki, Suarasama, Brightsize Trio (BST), Fashion Indonesia, The Toffi, Margi Budoyo, Yonathan Pandelaki, INA DANCE, Arina Tara, Ciaaattt Dwi Mekar, Silke Behl.
Di usianya yang baru satu tahun Brightsize Trio, grup musik beraliran blues asal Yogyakarta tampil dua kali beriringan dengan grup asal Bali yang telah mendunia: Superman is Dead.
"Respon pengunjung bagus dan apreciate pada penampilan BST. Kita tampil dua kali di panggung Pasar Hamburg 2017, 9-10 September. Ini pengalaman yang berharga (bagi BST)." kata Endy Barqah melalui sambungan telepon kepada satuharapan.com Senin (11/9) siang.
BST sempat mencuri perhatian dengan lagu-lagu berlirik bahasa Indonesia. Dengan permainannya, gitaris muda BST Angga Yuda Waskita yang tercatat sebagai siswa SMKN 2 Kasihan Bantul (dulu SMM Yogyakarta) menjadi perhatian pengunjung. Bahkan Yonathan Pandelaki, musisi yang turut tampil dalam Pasar Hamburg 2016 dan 2017 membuat review permainan gitar Angga Yuda.
"My personal highlight of Pasar Hamburg 2017 was this awesome young band with world class, the Brightsize Trio from Yogyakarta, Indonesia. The guitar player is just 17 years old! They're doing an Europe Tour right now. Wishing them all the best." tulis Yonathan Pandelaki di laman facebook-nya.
Sebagaimana diketahui, BST yang menjalani tour Eropa tampil di beberapa festival yang dapat dikatakan sebuah lawatan budaya mengingat mereka diundang karena lirik lagu-lagu blues mereka yang berbahasa Indonesia.
Sejauh ini mereka menjalani tour Eropa dengan biaya sendiri. Beruntung selama di Hamburg dan Berlin ada warga Indonesia yang memberikan tumpangan menginap gratis. BST sempat "ngamen" di beberapa cafe kecil di sela-sela acara Pasar Hamburg 2017.
"Habis pentas dari Pasar Hamburg kita ngamen cafe-cafe kecil. Lumayanlah, bisa untuk tambah-tambah biaya hidup selama tour." kata Endy sambil menjelaskan bahwa saat berita ini dikirim, BST sedang bersiap-siap menuju Berlin (Jerman), Viena (Austria) dan beberapa kota di Eropa sebelum singgah dan pentas di Madrid (Spanyol) pada 18 September.
Berbagai langkah diambil BST untuk membiayai tur Eropa-nya mulai dari menjual merchandise BST, donasi, konser amal, hingga rencana ngamen di kota-kota yang dilalui selama tour Eropa. Sebuah perusahaan rokok bersedia menanggung seluruh biaya selama tur, namun BST tidak bersedia menerima tawaran tersebut mengingat hal tersebut bukanlah promosi/kampanye yang bagus bagi generasi muda.
Pidato Penerima Nobel Perdamaian: Korban Mengenang Kengerian...
OSLO, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria Jepang berusia 92 tahun yang selamat dari pengeboman atom Amerika...