Gizi Seimbang Penting Demi Perkembangan Motorik
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis anak dr. Amanda Soebadi, Sp.A(K), M.Med (ClinNeurophysiol) mengingatkan orang tua bahwa gizi seimbang berperan terhadap perkembangan motorik anak.
"Bentuk nutrisi sesuai perkembangan anak, misalnya anak 1 tahun sudah tidak makan bubur lagi," kata Amanda, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi Ikatan Dokter Anak Indonesia, saat diskusi daring yang diikuti dari Jakarta, Selasa (17/9).
Pengaruh nutrisi terhadap perkembangan motorik anak, menurut Amanda, berhubungan dengan otak, yang menjadi pemicu gerak motorik. Ukuran dan jumlah sambungan antarsel saraf otak dipengaruhi oleh nutrisi yang seimbang dan cukup.
Amanda mengingatkan tidak ada makanan atau suplemen tertentu yang bisa membuat perkembangan motorik anak menjadi sangat baik atau di atas rata.
Tidak hanya nutrisi yang optimal, stimulasi juga tidak kalah penting untuk perkembangan motorik anak. Stimulasi dipengaruhi oleh pola asuh orang tua.
"Anak yang hanya digendong, tidak diberi kesempatan eksplorasi yang dalam pengawasan, akan berbeda dengan anak yang mendapat kesempatan eksplorasi lebih banyak," kata Amanda menjelaskan.
Anak membutuhkan aktivitas fisik yang sesuai usianya. Misalnya, bayi yang sudah bisa mengangkat kepala dan tengkurap, dia bisa bermain sambil berada pada posisi tersebut.
Ketika kepala terangkat, anak bisa menatap ke dan ke samping, tidak hanya menatap ke atas seperti saat sedang rebahan.
"Kalau kita sediakan mainan, dia juga dapat pengalaman sensorik sentuh, yang juga penting untuk perkembangan motorik," kata Amanda.
Nutrisi dan pola asuh adalah dua dari empat faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak. Selain itu, yang termasuk faktor lingkungan dalam perkembangan motorik anak ialah penyakit dan status sosial-ekonomi keluarga, yang bisa berpengaruh terhadap asupan nutrisi dan pola asuh yang optimal.
Perkembangan motorik anak juga dipengaruhi oleh faktor intrinsik, sesuatu yang tidak bisa diubah, yaitu genetik, kognitif, kelahiran prematur dan kelainan bawaan.
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...