Grebeg Santri Awali Hari Santri Nasional 2018 Yogyakarta
YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mengawali rangkaian Hari Santri Nasional tahun 2018 tingkat DI Yogyakarta yang jatuh pada 22 Oktober, Lesbumi DI Yogyakarta selaku panitia penyelenggara HSN 2018 DIY menggelar Grebeg Santri 2018, Minggu (7/10) siang di sepanjang Jalan Malioboro Yogyakarta. Hari Santri tahun ini mengangkat tajuk "Merawat Tradisi Menjaga Indonesia".
Grebeg Santri 2018 dibuka oleh Asisten Sekda Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemda DI Yogyakarta Budi Wibowo mewakili Gubernur Pemda DIY. Dalam sambutan yang dibacakan Asisten Ekonomi dan Pembangunan, Sri Sultan Hamengkubuwono X mengapresiasi Grebeg Santri dan rangkaian acara HSN yang akan digelar hingga 12 Oktober 2018.
"Momentum Hari Santri hendaknya ditransformasikan menjadi gerakan penguatan faham kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan. Spirit nasionalisme bagian dari iman yang perlu terus digelorakan ditengah arus ideologi fundamentalisme agama yang (kerap) mempertentangkan Islam dan nasionalisme. Islam dan ajarannya tidak bisa dilaksanakan tanpa tanah air. Mencintai agama mustahil tanpa berpijak di atas tanah air. Karena itu Islam harus bersanding dengan paham kebangsaan," jelas Sri Sultan HB X.
Hari santri hendaknya juga digunakan sebagai revitalisasi etos moral kesederhanaan dan spiritualisme yang melekat sebagai karakter akum santri. Etos ini penting ditengah merebaknya korupsi dan (peredaran) narkoba yang mengancam masa depan bangsa. Santri harus siap mengemban amanat kalimatul haq. Santri perlu melengkapi diri dengan teknologi informasi sebagai media dakwah dan sarana menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan serta mereduksi penggunaannya yang tidak sejalan dengan upaya menjaga agama, jiwa, nalar, harta, keluarga, serta martabat seseorang.
"Grebeg Santri menyadarkan kita semua bahwa Indonesia kaya akan budaya dan bahasa sehingga patut untuk dijaga dan diperjuangkan." pesan Sri Sultan HB X dalam akhir sambutannya.
Grebeg Santri 2018 diikuti sekitar 3.000 santri dari 33 pondok pesantren yang ada di wilayah Yogyakarta. Dalam Grebeg Santri dilombakan pawai dari masing-masing kontingen pondok pesantren dalam tiga kategori yakni era kemerdekaan, era Mbah Hasyim Asy'ari, serta era milenial.
Selain tema yang ditentukan, beberapa kontingen menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan merespon kejadian-kejadian sehari-hari di tingkat domestik-regional-nasional, kritik-kritik ataupun interpretasi sosial, serta ajakan-ajakan kebaikan dalam bahasa ringan-jenaka didalam properti yang mereka bawa.
Keluar sebagai juara Grebeg Santri 2018 untuk masing-masing kategori: Ponpes Pathok Nagoro-Ploso Kuning, Sleman (kategori era kemerdekaan), Ponpes. al-Mumtaz, Patuk-Gunungkidul (era Mbah Hasyim Asy'ari), serta Ponpes Luqmaniyyah, Umbulharjo-Yogyakarta (era milenial).
Rangkaian acara HSN 2018 akan diselenggarakan di lapangan Ponpes Ali Maksum Krapyak meliputi bazaar santri, panggung budaya, pameran seni rupa, Festival Surban Kyai, workshop seni, bioskop santri, sastra santri, musikalisasi sastra, teater, serta video mapping yang akan dihelat selama tiga hari, 10-12 Oktober.
â
RI Evakuasi 40 WNI dari Lebanon via Darat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Republik Indonesia mengevakuasi 40 Warga ...