Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 21:02 WIB | Minggu, 05 Desember 2021

Guguran Awan Panas Semeru Terhenti Karena Hujan

Seorang pria memeriksa rumahnya yang terkubur di kawasan yang terkena letusan Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Indonesia, hari Minggu, 5 Desember 2021. (Foto: AP/Trisnadi)

LUMAJANG, SATUHARAPAN.COM- Pantauan secara visual terhadap puncak Gunung Semeru (3.676 dpl) menunjukkan bahwa awas panas guguran telah berhenti dikarenakan kondisi hujan di sekitar puncak kubah lava, menurut informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hari Minggu (5/12) malam.

Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, melet5us pada hari Sabtu (4/12) sore, menyebabkan 13 orang meninggal dan 40 lebih luka-luka. Selain itu hampir seribu orang mengungsi akibat kerusakan rumah mereka.

Sebaran awan panas guguran Gunung Semeru menyebabkan beberapa rumah warga tertutup material vulkanik. Jembatan Gladak Perak di Desa Curah Kobokan yang menjadi akses penghubung antara Lumajang dan Malang juga terputus.

Sementara itu, BPBD Kabupaten Lumajang menggunakan alat berat wheel loader untuk membuka akses jalan Curah Kobokan serta melakukan pendataan lanjutan terkait kerugian materil lainnya akibat letusan itu.

Berdasarkan pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), saat ini Gunung Semeru masih dalam status level II atau  ‘waspada.’ Adapun pemantauan kondisi udara melalui radar Accuweather Udara mencapai tingkat polusi tinggi dan berdampak negatif terhadap kelompok yang masuk dalam kategori rentan, yaitu lansia, ibu hamil, disabilitas serta anak-anak.

Pantauan secara visual juga menunjukkan awas panas guguran telah berhenti dikarenakan kondisi hujan di sekitar puncak kubah lava Gunung Semeru.

BPBD terus melakukan koordinasi bersama perangkat desa setempat dan Pos Pengamat Gunung Api (PPGA) terkait pemutakhiran aktivitas Gunung Semeru.

BPBD Kabupaten Lumajang mengimbau masyarakat setempat untuk tidak melakukan aktivitas di Daerah Aliras Sungai (DAS) Mujur di Curah Kobokan dan DAS lainnya maupun beberapa tempat yang dimungkinkan menjadi tempat aliran guguran awan panas.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home