Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 01:47 WIB | Senin, 22 Oktober 2018

Gugus Bagong "Jadilah Bagong Bagong Besar"

Anak-anak pembawa pesan antar generasi
Gugus Bagong "Jadilah Bagong Bagong Besar"
Penampilan Bimo dance theater dengan repertoar "Bedhaya Macak Kere" pada Gelar Seni Gugus Bagong 2018 di Padepokan Bagong Kussudiardja, Sabtu (20/10) malam. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Gugus Bagong "Jadilah Bagong Bagong Besar"
Repertoar tari "Ronggeng Bugis" oleh Sanggar Seni Pringgadhing-Cirebon.
Gugus Bagong "Jadilah Bagong Bagong Besar"
Repertoar tari "Nyawiji" oleh Sanggar Seni Kinanti Sekar.
Gugus Bagong "Jadilah Bagong Bagong Besar"
Repertoar tari "Menthok Megol" karya Maria Magdalena Ngatini.
Gugus Bagong "Jadilah Bagong Bagong Besar"
Perform persembahan "Sri Sumunar" oleh Sanggar Lemah Putih-Solo di amphitheater PSBK.
Gugus Bagong "Jadilah Bagong Bagong Besar"
Special perform tari-teatrikal Mayang feat Djaduk Ferianto.
Gugus Bagong "Jadilah Bagong Bagong Besar"
Penampilan Kontemporaryong Gamelan Pilipino.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Selama tiga malam (18-20 Oktober) dua puluh repertoar persembahan dari cantrik-mentrik, serta seniman-koreografer dipentaskan di Panggung Diponegoro dan amphitheater  Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) di Dusun Kembaran, Tamantirto, Kasihan-Bantul.

Perhelatan yang dikemas dalam Gugus Bagong 2018 menyajikan Gelar Seni Gugus Bagong mementaskan karya alumni cantrik-mentrik serta Temu Akbar Alumni Cantrik-Mentrik Nusantara dan ASEAN-PSBK meliputi ziarah, temu kangen, dan forum diskusi.

Cantrik-mentrik adalah seniman dan masyarakat luas yang berkeinginan belajar berproses seni secara langsung bersama Bagong Kussudiardja di PSBK sejak tahun 1978. Pola belajar cantrik (laki-laki) dan mentrik (perempuan) dilakukan selama enam bulan tinggal dan merasakan langsung di PSBK. Selama mereka tinggal itulah proses dialog berbagai arah dibangun secara natural untuk lebih bisa mendekatkan seni pada masyarakat. Hingga tahun 2002 tidak kurang 1.000-an cantrik-mentrik melakukan proses kreatif di PSBK, dan saat ini menyebar ke berbagai daerah di Indonesia dan negara-negara ASEAN.

Hari pertama Gelar Seni Gugus Bagong (GSGB) pada Kamis (18/10) malam menampilkan Sanggar Tari Kenari (Yuli Asmaning Rita/mentrik PSBK 1989 asal Pasuruan) membawakan tari anak "Kijang Menjangan", dilanjutkan berturut-turut Sanggar Seni Puring Sari (pimpinan Endang Tonny/mentrik PSBK 1987 asal Kudus) dengan repertoar "Tari Kretek", Paranditya Wintarni (PLT Bagong Kussudiardja) menyajikan koreografi "Paramastri", sanggar seni Sri Warisan Som Said Performing Arts Ltd. (pimpinan Som Said Binte Mohamed Said/mentrik PSBK 1983 asal Singapura) dalam repertoar tari "Zapin Tengok Belangah", Sanggar Seni Pringgadhing (Cirebon) dengan repertoar musik berjudul "Jipang Walik" karya Mahisa Windu Segara. GSGB hari pertama ditutup dengan penampilan Pusat Latihan Tari Laksemana (pimpinan Iwan Irawan Permadi/cantrik PSBK 1982 asal Pekanbaru) dengan repertoar tari "Air Janggi Meniti Langkah".

Hari kedua GSGB pada Jumat (19/10) malam diawali dengan penampilan Sanggar Seni Kinanti Sekar pimpinan koreografer muda Kinanti Sekar Rahina dengan karya repertoar berjudul "Nyawiji" yang dibawakan oleh tujuh anak-remaja menarikan tarian yang dinspirasi dari semangat gotong royong (gugur gunung). Repertoar "Nyawiji" diiringi musik dari tembang "Gugur Gunung" karya dalang legendaris Ki Narto Sabdo. Meskipun Kinanti Sekar tidak sempat tercatat sebagai mentrik di PSBK mengingat usianya yang masih anak-anak saat diajak oleh orangtuanya yang juga seniman peran Jemek Supardi, Kinanti Sekar kerap berlatih dan berproses di PSBK dan PLT BK bersama seniman tari padepokan.

Sanggar Seni Pringgadhing menyajikan lagi satu repertoar tari dari Ati Handoyo (mentrik PSBK 1987) dengan repertoar tari "Ronggeng Bugis", dilanjutkan dengan repertoar tari "Reraton" dari Tekiarani (PLT Bagong Kussudiardja), Bengkel Seni Sekar Taruna Kie Raha pimpinan Ali Hanafi/cantrik PSBK 1987 asal Ternate membawakan repertoar tari "Tuanku ke Mana?" mengembangkan tari Soya-soya dan Cakalele dalam setting waktu masa sultan Ternate ke-23 Sultan Khairun dan sultan Ternate ke-24 Sultan Baabullah. 

Cantrik PSBK angkatan 1983 asal Makassar Basri Baharuddin Sila bersama sanggarnya Batara Gowa membawakan repertoar musik berjudul "Nuku-nuku" mengeksplorasi bebunyian yang dihasilkan dari seruling Bugis (suling Lampe, dari bambu dengan lima lubang) dan gendang besar (ganrang pakballe). Basri Baharuddin Sila pernah mementaskan sekuel La Galigo di the Esplanade Theaters-Singapura, Amsterdam (Belanda), Barcelona & Bilbao (Spanyol), Lyon (Prancis), the Lincoln Center Festival.

Setelah sehari sebelumnya menampilkan satu repertoar tari, sanggar seni Sri Warisan Som Said Performing Arts Ltd. pimpinan Som Said Binte Mohamed Said/mentrik PSBK 1983 asal Singapura kembali menampilkan repertoar "Gurindam Nan Indah" yang diinspirasi dari gurindam-gurindam karya Raja Ali Haji.

Sebelumnya koreografer Suprapto Suryodarmo bersama anggota Padepokan Lemah Putih (Solo) menampilkan persembahan "Sri Sumunar", sebuah peristiwa umbul donga yang dilakukan secara langsung di amphitheater PSBK yang berada di pinggir Sungai Bedog: panjatan doa dari ibu dengan daya kasihnya  dalam merawat kehidupan.

Hari ketiga GSGB pada Sabtu (20/10) malam menampilkan repertoar tari "Menthok Megol" karya Maria Magdalena Ngatini (PLT Bagong Kussudiardja) yang merupakan mentrik PSBK 1979. Ngatini adalah koreografer spesialis tari anak-anak yang banyak melahirkan tari anak-anak yang menjadi salah satu kekhasan dan konsen PLT-BK sejak dulu dalam memberikan ruang berkesenian bagi anak-anak. Dalam tiga hari penyelenggaraan GSGB 2018 selalu ditampilkan koreografi tarian anak-anak dari karya cantrik-mentrik PSBK.

Sanggar Tari Kembang Sore pimpinan Untung Muljono asal Sleman menampilkan karya koregrafi untuk anak-anak berjudul "Candra Laksita" dilanjutkan dengan penampilan Bimo Dance Theatre pimpinan Bimo Wiwohatmo dengan repertoar "Bedhaya Macak Kere". Bimo merupakan cantrik PSBK angkatan kedua (1979) satu angkatan dengan Ngatini. Dalam repertoar "Bedhaya Macak Kere" Bimo berkolaborasi dengan penari senior-muda PLT BK menghasilkan repertoar kolaboratif yang rapi, energik, jenaka, dan interaktif.

Bersama penari senior Mayang, Djaduk Ferianto menyajikan special perform memainkan alat perkusi hang drum (pantheon) mengiringi penampilan koreografi-teatrikal-puisi yang dibawakan oleh Mayang. Sebelumnya, Sanggar Seno Pesona Wangka pimpinan Ernawati/mentrik PSBK 1988 asal Bangka menampilkan repertoar tari "Ancak Ceria" yang diangkat dari upacara adat Ceriak yang menggunakan properti ancak oleh masyarakat Bangka .

Berkolaborasi dengan Kesper Music Ensemble-Yogyakarta, Eugene Gagah Pacuntrata menampilkan repertoar musik "Arga Murka" dalam penyajian musik gamelan kontemporer menggabungkan permainan gamelan dan instrumen musik modern. Penampilan Kontemporaryong Gamelan Pilipino pimpinan Pedro R. Abraham, Jr./cantrik PSBK 1983 membawakan dua repertoar yang dipersembahkan untuk mendiang Bagong Kussudiardja berjudul "Alay kay Bapak Bagong Kussudiardja" dan persembahan untuk PSBK dalam repertoar "Handog sa Padepokan Bagong Kussudiardja". Kontemporaryong Gamelan Pilipino mengajak pengunjung untuk bersama-sama terlibat dalam performnya.

Pusat Latihan Tari Bagong Kussudiardja mengakhiri GSGB 2018 dengan repertoar tari berjudul "Linier". Selama hampir dua puluh lima menit PLT-BK menampilkan gerakan-gerakan dinamis sebagai tawar menawar antara masa lalu dan saat ini secara terus menerus dan menjadi siasat atas tantangan masa datang. Dalam iringan instrumen rebab, selama hampir dua puluh menit penyanyi Silir Pujiwati melantunkan tetembangan mengiringi repertoar "Linier".

Selama tiga hari GSGB 2018 menyajikan sebuah rangkaian repertoar tentang keberagaman yang dikemas dalam dialog berbagai arah dengan melibatkan seluruh insan seni dan masyarakat lintas wilayah, lintas usia, lintas negara, lintas disiplin ilmu seni, bahkan lintas keyakinan. Di tengah suasana tahun politik yang terus meningkat suhu persaingannya dengan intrik-intrik yang hanya berorientasi untuk memenangkan kontestasi demi kekuasaan semata, GSGB 2018 seolah mengingatkan di tingkat akar rumput masyarakat memerlukan dialog serta terbukanya saluran komunikasi yang bisa saling menghubungkan tanpa pretensi-preferensi apapun di atas nilai-nilai kemanusiaan. Cantrik-mentrik turut berperan menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia dan negara ASEAN membawa dan menyampaikan pesan-pean tersebut hingga saat ini.

Dan ketika melibatkan anak-anak dalam sebuah proses berkesenian yang menyejukkan, melembutkan, setara, terbuka, saling berbagi, saling menghormati, saling menghargai di atas nilai-nilai universal kemanusiaan, pesan-pesan penting itulah yang akan mereka sampaikan kepada generasi nanti.

Di tengah suasana bangsa Indonesia dalam beberapa tahun terakhir yang diwarnai dengan prasangka-kecurigaan, berita-berita bohong (HOAX), ujaran kebencian, berebut tafsir tunggal atas kebenaran, saling menyalahkan diantara anak bangsa, saya jadi membayangkan, koreografi "Nyawiji" karya Kinanti Sekar dengan semangat bergotong royong (gugur gunung) dibawakan anak-remaja dalam iringan musik-lagu "Sedulur" yang dipopulerkan Jogja Hip Hop Foundation.

Awake dewe kabeh sedulur/Nyawiji siji ing guyub lan rukun/Tansah ngajeni lan ngopeni/Gugur gunung hanjaga pakerti

Sedulur… Sedulur.../Aja dha udur yo sing akur

Sedulur… Sedulur…/Welas asih padha a ditandur

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home