Loading...
BUDAYA
Penulis: Sabar Subekti 08:10 WIB | Selasa, 30 Juni 2020

Gunakan Lagu dalam Kampanye, The Rolling Stone Ancam Gugat Trump

Kelompok Musik The Rolling Stone. (Foto: dok. Its)

SATUHARAPAN.COM - Kelompok musik The Rolling Stones mengancam Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, dengan tindakan hukum karena menggunakan lagu-lagu mereka pada rapat umum dan kampanye, kata The Hollywood Reporter melaporkan, hari Senin (29/6).

The Stones mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Minggu (28/6) bahwa tim hukum mereka bekerja dengan organisasi hak musik BMI untuk menghentikan penggunaan materi mereka dalam kampanye pemilihan presiden AS. Pemilihan ini adalah perjuangan Trump dari Partai Republik untuk periode kedua.

"BMI telah memberi tahu kampanye Trump atas nama Stones bahwa penggunaan lagu-lagu mereka secara tidak sah akan merupakan pelanggaran terhadap perjanjian lisensi," kata The Rolling Stones.

"Jika Donald Trump mengabaikan pengecualian dan tetap melakukannya, maka ia akan menghadapi tuntutan hukum, karena melanggar embargo dan memainkan musik yang belum dilisensikan," ujarnya melanjutkan.

Tim kampanye Trump tidak segera menanggapi pernyataan dari The Rolling Stones. The Stones telah mengeluh selama kampanye Trump tahun 2016 tentang penggunaan musik mereka untuk membangkitkan dukungan basis konservatifnya di aksi mereka.

Lagu klasik The Rolling Stones "You Can't Always Get What You Want" (1969) adalah lagu yang populer untuk acara-acara Trump. Lagu ini dimainkan lagi pada penutupan reli Trump baru-baru ini di Tulsa, Oklahoma, sebuah acara tertutup yang dikritik karena potensinya untuk menyebarkan virus corona.

Keluhan Artis Lain

Organisasi hak musik BMI menyediakan lisensi bagi venue untuk memainkan beragam musik dan memiliki katalog lebih dari 15 juta lagu yang dapat diputar di acara-acara politik. Artis dapat memilih untuk tidak memainkan musik mereka di acara-acara politik, dan pernyataan BMI mengatakan Stones telah melakukan itu.

BMI telah menginformasikan kampanye Trump bahwa jika mereka memainkan musik The Stones lagi di suatu acara, itu akan melanggar perjanjian lisensi, kata pernyataan itu.

Artis lain juga mengeluhkan musik mereka yang terkait dengan acara Trump. Keluarga almarhum musisi rock, Tom Petty, mengatakan bahwa mereka telah mengeluarkan perintah penghentian setelah Trump menggunakan lagu "I Won't Back Down'' di Tulsa.

"Trump sama sekali tidak diizinkan untuk menggunakan lagu ini untuk melanjutkan kampanye. Baik almarhum Tom Petty dan keluarganya dengan tegas menentang rasisme dan diskriminasi dalam bentuk apa pun. Tom Petty tidak akan pernah ingin lagu miliknya digunakan dalam kampanye kebencian. Dia suka menyatukan orang," kata pernyataan itu.

Musisi peraih Grammy, Neil Young, mengecam Trump pada tahun 2018 setelah mendengar salah satu lagunya dimainkan dalam kampanye Trump. Musisi kelahiran Kanada itu memperingatkan Trump karena menggunakan single 1990-nya, "Rockin 'in the Free World," terlepas dari peringatan sebelumnya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home