Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 18:14 WIB | Minggu, 12 Maret 2023

Gunung Merapi Kembali Keluarkan Guguran Awan Panas

Asap tebal mengepul saat erupsi Gunung Merapi, gunung berapi teraktif di Indonesia, terlihat dari Desa Tunggularum di Sleman pada hari Sabtu, 11 Maret 2023. (Foto: AFP)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Aktivitas Gunung Merapi (2910 meter dpl) kembali mengeluarkan guguran awan panas pada hari Minggu 12 Maret 2023. Berdasarkan pada laporan dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), itu terjadinya pada pukul 07:56 WIB.

Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, meyakini bahwa Gunung Merapi tidak akan meletus secara eksplosif seperti yang terjadi pada 2010.

"Enggak akan meletus seperti dulu," katanya di Jogja Expo Center (JEC) Bantul, hari Sabtu (11/3). Pola erupsi pada gunung api aktif itu telah mengalami perubahan dibandingkan saat erupsi besar beberapa tahun silam.

"Sudah berbeda wong sudah sepuluh tahun lebih. Biasanya kan empat tahun meletus," kata Ngarsa Dalem, sapaan Sultan HB X. Bagi Sultan, awan panas guguran yang keluar dari Gunung Merapi pada Sabtu, justru memiliki manfaat menambal lahan-lahan berlubang atau rusak di sekitar gunung itu akibat aktivitas tambang pasir.

Gunung Merapi, salah satu gunung berapi paling aktif di dunia, meletus pada hari Sabtu, memuntahkan asap, dan hujan abu yang menyelimuti desa-desa di dekat kawah. Tidak ada laporan langsung tentang korban, kata badan mitigasi bencana negara itu.

Observatorium Gunung Merapi memperkirakan awan abu mencapai 9.600 kaki (3.000 meter) di atas puncak. Pihak berwenang menetapkan zona terbatas sejauh tujuh kilometer dari kawah setelah letusan, yang tercatat pada pukul 12:12 siang.

“Untuk mengantisipasi potensi bahaya erupsi Gunung Merapi, masyarakat diimbau untuk menghentikan aktivitas di kawasan yang berpotensi bahaya tersebut,” kata Juru Bicara BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya, Sabtu.

Penduduk sekitar juga harus mengantisipasi “gangguan” dari abu dan mewaspadai potensi bahaya dari semburan vulkanik, terutama jika hujan turun di dekat gunung berapi, kata Muhari.

Setidaknya delapan desa di dekat gunung berapi telah terkena abu vulkanik, kata seorang petugas di salah satu pos pengamatan Merapi dalam sebuah pernyataan.

Letusan besar gunung berapi terakhir pada tahun 2010 menewaskan lebih dari 300 orang dan memaksa evakuasi sekitar 280.000 penduduk. Itu adalah letusan terkuat Merapi sejak 1930, ketika sekitar 1.300 orang tewas. Letusan pada tahun 1994 menyebabkan sekitar 60 orang tewas.

Status siaga gunung berapi tetap pada level tertinggi kedua sejak 2020 setelah menunjukkan aktivitas baru. (dengan Antara/AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home