Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 07:14 WIB | Senin, 28 Desember 2015

Gusdurian Malang Kunjungan Natal Damai ke Gereja-gereja

Gusdurian bersama Umat Katolik di Gereja Katedral 2015 pada perayaan malam Natal, Kamis (24/12). (Foto: Gusdurian Malang)

MALANG, SATUHARAPAN.COM – Dalam momentum hari Natal yang bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Komunitas Gusdurian Malang, Jawa Timur, melakukan kunjungan Natal sekaligus memasang spanduk Natal Damai, pada Kamis (24/12).

Kegiatan ini rutin dalam tiga tahun terakhir. Dengan mengambil inspirasi dari pemikiran Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam buku Dialog Peradaban untuk Toleransi dan Perdamaian beliau mengatakan, bahwa “Perdamaian akan mustahil dicapai manakala kita masih mempunyai prasangka pada umat lain dalam beragama. bahwa memaknai perbedaan itu sampai pada kemampuan kita untuk menghayati nilai-nilai kebijaksanaan agama lain. Kebijaksanaan itulah spirit yang mendasari terwujudnya toleransi dan perdamaian.”

Tahun 2015, Gusdurian Malang melakukan kunjungan silaturahmi Natal ke empat gereja, yakni Gereja Katedral Ijen, Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW), GPIB Immanuel, dan GKI Kebon Agung.

Gusdurian dan Majelis GKJW Malang pada perayaan Malam Natal 2015. (Foto: Gusdurian Malang)

Kunjungan Natal Damai ke Gereja-Gereja ini merupakan pembelajaran bagaimana kami harus siap dalam menerima perbedaan secara langsung, dan belajar berpikir terbuka terhadap agama di luar diri kami. Dalam prinsip keimanan memang hal yang berbeda tetapi setiap agama selalu memiliki pesan damai yang bisa kami petik.

Dengan melakukan kunjungan Natal secara langsung seperti ini, kami akan terlatih untuk menghilangkan sekat-sekat prasangka yang selama ini terkesan menjadi penghalang dalam menjalin tali persaudaraan dan kemanusiaan hanya karena perbedaan agama. Dari kegiatan kunjungan Natal akan kami jadikan refleksi damai dalam bentuk karya tulisan, video dan karya-karya lain tentang makna perdamaian itu sendiri.

Sementara, Pdt Kristanto Budiprabowo yang juga menjadi penasihat di Gusdurian Malang menambahkan, tentang Tema Natal dari PGI-KWI tahun ini adalah Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah. Ia mengajak kita untuk merenung. Siapakah keluargamu? Siapakah yang layak disebut keluarga Allah? Dan, seperti apakah hidup bersama itu mencerminkan bentuk nyata adanya keluarga Allah?

Pertanyaan-pertanyaan besar yang hanya bisa dijawab dengan tindakan-tindakan nyata konkret sederhana nan bermakna dan berdampak bagi kehidupan keseluruhan manusia. Gusdurian malang dengan kunjungannya dalam Natal ke gereja-gereja di Kota malang dan sekitarnya merupakan sebuah pesan bagi seluruh umat manusia bagaimana memulai menjadi keluarga itu.

Sebagaimana spirit yang bisa kita ambil dari 9 nilai utama Gus Dur yang menjadi basis aktivitas gerakan Gusdurian. yang mencakup ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, persaudaraan, kesederhanaan, kesatriaan, serta kearifan tradisi.

Para Pengagum Gus Dur

Gusdurian adalah sebutan untuk para murid, pengagum, dan penerus pemikiran dan perjuangan Gus Dur—sapaan akrab Presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid. Para GUSDURian mendalami pemikiran Gus Dur, meneladani karakter dan prinsip nilainya, dan berupaya untuk meneruskan perjuangan yang telah dirintis dan dikembangkan oleh Gus Dur sesuai dengan konteks tantangan zaman.

Jaringan Gusdurian adalah arena sinergi bagi para Gusdurian di ruang kultural dan non-politik praktis. Di dalam jaringan Gusdurian tergabung individu, komunitas/forum lokal, dan organisasi yang merasa terinspirasi oleh teladan nilai, pemikiran, dan perjuangan Gus Dur. Karena bersifat jejaring kerja, tidak diperlukan keanggotaan formal.

Jaringan Gusdurian memfokuskan sinergi kerja non-politik praktis pada dimensi-dimensi yang telah ditekuni Gus Dur, meliputi empat dimensi besar: Islam dan Keimanan, Kultural, Negara, dan Kemanusiaan

Misi jaringan Gusdurian adalah nilai, pemikiran, perjuangan Gus Dur tetap hidup dan mengawal pergerakan kebangsaan Indonesia; melalui sinergi karya para pengikutnya, dilandasi 9 Nilai Gus Dur: Ketauhidan, Kemanusiaan, Keadilan, Kesetaraan, Pembebasan, Persaudaraan, serta Kesederhanaan, Sikap Ksatria, dan Kearifan Tradisi. (PR)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home