Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 17:33 WIB | Selasa, 19 Mei 2015

Hadapi MEA Kontraktor Nasional Perlu Disertifikasi

Hadapi MEA Kontraktor Nasional Perlu Disertifikasi
Pasar konstruksi di Indonesia masih diminati oleh kontraktor dari asing dalam menghadapi pasar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional (Gapensi) meminta agar kontraktor nasional perlu disertifikasi agar mampun bersaing dengan kontraktor asing sehingga dapat diakui. Tampak bangunan infrastruktur gedung yang terlihat di Jalan MT Haryono, Jakarta Timur, Selasa (19/5) (Foto-foto: Dedy Istanto).
Hadapi MEA Kontraktor Nasional Perlu Disertifikasi
Para pekerja projek konstruksi gedung yang sekitar 60 persen masih didominasi oleh kelompok buruh yang secara daya saing masih rendah bila dibandingkan dengan kontraktor asing bila MEA sudah diberlakukan.
Hadapi MEA Kontraktor Nasional Perlu Disertifikasi
Konstruksi nasional Indonesia merupakan salah satu pasar peringkat pertama bila dibandingkan dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam.
Hadapi MEA Kontraktor Nasional Perlu Disertifikasi
Para pekerja saat sibuk beraktivitas di atas gedung yang baru saja dibangun di sekitar Jalan MT Haryono, Jakarta Timur.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menghadapi persaingan dalam kancah Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Gabungan Pelaksana Kontruksi Nasional (Gapensi) minta adanya program sertifikasi terhadap kontraktor nasional untuk melindungi gempuran  asing.

Sertifikasi diperuntukkan agar kontraktor lokal dapat ikut ambil bagian dalam kancah persaingan menghadapi asing bila MEA diberlakukan. Menurut Sekretaris Jenderal Gapensi Andi Rukman Karumpa, "jangan sampai kontraktor lokal kesulitan mendapatkan sertifikasi, sehingga tidak mudah diborong oleh tenaga kerja dan kontraktor dari asing."

Konstruksi nasional saat ini menjadi incaran  tenaga kerja serta kontraktor asing. Daya saing sektor konstruksi nasional dikatakan masih rendah bila dibandingkan dengan asing, hal tersebut dapat dilihat dari 60 persen sumber daya manusia (SDM) di bidang konstruksi masih didominasi oleh kelompok buruh, sementara untuk tenaga ahli dalam bidang tertentu serta trampil sekitar 40 persen.

Disamping itu daya saing juga terkendala dengan masalah modal usaha serta teknologi bila dibandingkan dengan kontraktor dari luar. Berdasarkan data Gapensi, pasar konstruksi di Indonesia masih sangat diminati karena nilainya mencapai sekitar 267 miliar dolar AS pada tahun 2014. Angka tersebut berada jauh di atas negara-negara di Asia Tenggara lainnya seperti Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam.

Pemerintah menargetkan jumlah tenaga dan kontraktor nasional yang bersertifikat Asean bisa bertambah dua kali lipat. Upaya tersebut akan dilakukan dengan membenahi sistem penilaian dan proses sertifikasi untuk meningkatkan kualitas tenaga ahli konstruksi, sehingga bisa diakui.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home