Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 15:53 WIB | Selasa, 15 Maret 2016

Hari Hak Konsumen Nasional, YLKI: Waspada Residu Antibiotik

Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi. (Foto: Melki Pangaribuan)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi meminta masyarakat Indonesia untuk mewaspadai residu antibiotik baik pada pangan maupun ternak yang ada di tengah masyarakat.

"Saat ini tak dapat dipungkiri penggunaan antibiotik dikalangan masyarakat semakin meluas," kata Tulus Abadi dalam Talk Show Hari Konsumen Nasional 2016, "Konsumen Cerdas, Mandiri, dan Cinta Produk dalam Negeri", di Auditorium Kementerian Perdagangan, Jakarta, hari Selasa (15/3).

Menurut Tulus, bukan hanya dikalangan medis saja yang menggunakan antibiotik, namun juga masyarakat biasa yang seolah sudah menanamkan presepsi bahwa antibiotik merupakan obat penyembuh segala penyakit.

"Sehingga membuat masyarakat mengkonsumsi obat tersebut meskipun tidak dapat dipastikan penyakit yang mereka derita memang benar-benar disebabkan oleh bakteri," katanya.

"Kedisiplinan mengkonsumsi antibiotik yang pada dasarnya harus secara total atau dihabiskan sesuai anjuran dokter menjadi hal penting lain yang patut untuk diperhatikan," dia menambahkan.

Lebih lanjut, Tulus mengatakan, kekhawatiran lain muncul ketika obat antibiotik digunakan di bidang peternakan bukan hanya sebagai obat untuk hewan ternak yang sakit, namun digunakan pula untuk pemacu pertumbuhan.

"Dikhawatirkan masih terdapat residu antibiotik dalam daging hewan ternak yang nantinya akan ikut terkonsumsi masyarakat," katanya.

"Ini diperlukan pengawasan dan sanksi bagi pelanggar," dia menegaskan.

Tulus memastikan, bahwa paparan masyarakat terhadap antibiotik begitu banyak yang memperbesar kemungkinan untuk terjadinya resistensi.

"Jika tidak hal-hal tersebut diabaikan maka akan semakin banyak kasus kematian yang disebabkan oleh resistensi di mana awalnya penyakit infeksi yang sebenarnya mudah disembuhkan menjadi lebih sulit," katanya.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home