Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 16:24 WIB | Rabu, 10 Agustus 2016

Haris Azhar Minta Presiden Jokowi Turun Tangan Bentuk Tim

Haris Azhar Minta Presiden Jokowi Turun Tangan Bentuk Tim
Kepala Divisi Humas Kepolisian Republik Indonesia (Polri) Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli (kiri) berjabat tangan dengan Koordinator Komisi untuk Orang hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar (kanan) dalam acara memberikan keterangan tentang perkembangan terkait dengan tulisan Haris atas kesaksian terpidana mati Freddy Budiman dalam peredaran narkoba di Indonesia yang digelar disalah satu rumah makan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (10/8). Dalam peryataannya Haris Azhar meminta kepada Presiden Joko Widodo turun tangan membentuk tim dalam merespon permasalahan tersebut. (Foto-foto: Dedy Istanto).
Haris Azhar Minta Presiden Jokowi Turun Tangan Bentuk Tim
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Polisi Boy Rafli memberi keterangan kepada awak media terkait dengan tulisan Koordinator KontraS Haris Azhar dalam kesaksian Freddy Budiman.
Haris Azhar Minta Presiden Jokowi Turun Tangan Bentuk Tim
Koordinator KontraS Haris Azhar memberi keterangan yang meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk turun tangan dengan membentuk tim dalam mengusut informasi dalam peredaran narkoba di Indonesia.
Haris Azhar Minta Presiden Jokowi Turun Tangan Bentuk Tim
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Polisi Boy Rafli (kiri) tertawa saat berbincang dengan Koordinator KontraS Haris Azhar (kanan) usai menggelar jumpa pers terkait dengan perkembangan tulisan Haris Azhar berdasarkan kesaksian Freddy Budiman yang digelar disalah satu rumah makan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Haris Azhar Minta Presiden Jokowi Turun Tangan Bentuk Tim
Suasana jumpa pers yang digelar Mabes Polri dengan mengundang Koordinator KontraS Haris Azhar terkait dengan perkembangan tulisan Haris Azhar berdasarkan kesaksian Freddy Budiman yang digelar disalah satu rumah makan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Koordinator Komisi untuk Orang hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar, meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun tangan membentuk tim khusus untuk melihat secara keseluruhan terkait dengan peredaran narkoba di Indonesia.

Pernyataan itu disampaikan oleh Haris dalam konferensi pers bersama dengan Kepala Divisi Humas Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri), Inspektur Jenderal Polisi Boy Rafli, di sebuah rumah makan di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, hari Rabu (10/8).

“Seminggu lebih ini saya tidak banyak, tetapi cukup untuk berinteraksi bersama dengan sejumlah pejabat di ketiga institusi yang saya sebut dalam tulisan saya terkait dengan kesaksian Freddy Budiman. Yang belum ada interaksi selama ini yaitu pihak Bea Cukai dan juga Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham). Saya terbuka saja, Bea Cukai sepertinya tidak merasa terganggu, sementara Kemenkumham sepertinya menutup diri, dan ada ketakutan untuk merespon isu ini,” kata Haris dalam keterangannya.

Haris menambahkan, bahwa tiga institusi yaitu Kepolisian Republik Indonesia (Polri), Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dinilai selama ini cukup aktif, dan bisa membuka komunikasi.

“Sejak minggu lalu saya sudah sampaikan ke publik, dan hari ini saya harus menyampaikan kembali, khususnya untuk para prajurit TNI, Polri atau jajaran BNN, bahwa tidak perlu merasa marah meskipun kritik dan persepsi publik sampai hari ini cukup tinggi. Apa yang saya sampaikan bukan untuk menyerang institusi, saya justru melepas tulisan tersebut ke publik untuk mengajak masyarakat tahu dari informasi awal tersebut untuk sama-sama memberi perhatian kepada ketiga institusi tersebut berbenah diri,” ujar Haris.

Haris memberi apresiasi kepada Mabes Polri, Mabes TNI serta BNN yang sudah membentuk tim khusus untuk mengusut informasi tersebut, namun Haris menyayangkan, sampai saat ini Presiden Joko Widodo belum turun tangan.

“Jadi masing-masing tim di institusi tetap bekerja, sementara tim dari kepresidenan bisa berjalan tinggal nanti saling bersinergi. Karena informasi yang diungkapkan oleh Freddy itu bercerita tentang bagaiman barang haram tersebut terdistribusi dari hulu sampai hilir yang diduga memberi kenikmatan kepada sejumlah oknum atau personel atau orang-orang tertentu di dalam institusi yang memiliki kewenangan. Jadi cerita tersebut menggambarkan ada aspek abuse of power, jadi bukan menyalahkan institusinya,” kata Haris.

Haris menutup pendapatnya dengan meminta kepada ketiga institusi Polri, TNI, dan BNN berkomitmen serta partisipatif dengan membuka diri menyampaikan kepada masyarakat terhadap hasilnya secara berkala. Dengan begitu masyarakat akan bisa berpartisipasi, baik mengevaluasi, memberi informasi dan lain sebagainya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home