Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 08:16 WIB | Selasa, 03 Juni 2014

Hashim dan Luhut Saling Tuding di Diskusi PGI

Suasana Aula STT Jakarta, dalam acara Diskusi Publik Gereja Mendengar Visi Misi Capres 2014 yang diselenggarakan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, pada Senin (2/6). (Foto: Martahan Lumban Gaol)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Hashim Djojohadikusumo dan Luhut Binsar Pandjaitan melakukan aksi saling tuding, kala menjadi pembicara dalam Diskusi Publik Gereja Mendengar Visi Misi Capres 2014 yang diselenggarakan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, di Aula Sekolah Tinggi Teologia (STT) Jakarta, Senin (2/6). Pada beberapa kesempatan yang diberikan moderator diskusi, dua sosok beda dukungan calon presiden (capres) itu acap kali menyebutkan nama lawan bicaranya mengetahui pembahasan yang tengah dibicarakannya.

Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Hashim mendapat kesempatan berbicara ia mengatakan bahwa Luhut mengetahui, ketika Prabowo diberhentikan dengan hormat dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), Wiranto (Panglima ABRI) memerintahkan tim pemeriksa keuangan, untuk mengecek keuangan Kopassus dan Kostrad, tapi hasilnya, Prabowo terbukti bukan maling atau koruptor.

“Tidak ada bukti Prabowo pernah mencuri uang satu perak pun, saya kira Luhut mengetahui hal ini. Yang ditemukan saat itu adalah harta kekayaan, aset, dan saldo bank milik Kopassus serta Kostrad bertambah hebat selama Prabowo menjabat Komandan Jendral (Danjen) Kopassus,” ucap Hashim.

Hal serupa juga dilakukan Luhut saat diberi kesempatan menjawab pertanyaan dari salah satu peserta diskusi. Menurut Luhut, Hashim mengetahui bagaimana karakter Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang tidak ingin bagi-bagi kursi.

“Saya tahu persis apa isi pertemuan Hashim, Prabowo, dari rumah Aburizal Bakrie (Ical), Hambalang, hingga pertemuan di rumah Nirwan Bakrie, karena saya terlibat pada seluruh proses kerja sama, baik Golkar dengan PDI Perjuangan maupun Golkar bersama Gerindra. Untuk pertemuan dengan Gerindra, menurut saya itu semua hal yang tidak bagus. Sedangkan dengan PDI Perjuangan, ya Pak Hashim mengertilah bagaimana Megawati, ketika Ical minta jabatan sekian menteri dia hanya tersenyum. Padahal Prabowo tawarkan sekian menteri, ditambah menteri senior,” ucap Luhut.

Tidak berhenti sampai disitu, jelang akhir diskusi, Hashim mengajak masyarakat tidak cepat lupa dan berkata bahwa terpidana suap cek pelawat pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004, Panda Nababan, berada di belakang sosok Joko Widodo (Jokowi).

“Kita harus jujur, saya pernah liat daftar orang terdakwa dan terpidana, yang paling banyak koruptor itu ya PDI Perjuangan. Sekali lagi, kita harus jujur, tapi rakyat Indonesia, gampang melupakan sesuatu. Saya pernah lihat dibelakang Jokowi terdapat Panda Nababan, yang berdiri bersama dalam sebuah pertemuan pers. Sebelum kritik orang lain, kita harus bercemin terlebih dulu, Suryadharma Ali belum divonis bersalah,” tutur adik Prabowo itu.

Menanggapi hal itu, Luhut mengatakan Jokowi punya pengalaman berhadapan dengan kasus korupsi. “Kalau kasus korupsi, Jokowi akan menindak tegas, tapi saya tidak tahu bagaimana dengan Prabowo, karena dia belum punya pengalaman.”

Diskusi Semakin Meriah

Diskusi yang terlaksana sejak pukul 15.00 WIB dimulai dengan memberi kesempatan pertama pada pendukung pasangan Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Dalam kesempatan yang diberikan selama 30 menit itu, diskusi berjalan tenang, dan hanya terdengar satu suara, yakni suara Hashim nan tengah memaparkan hasil temuannnya dari bank dunia, perihal kondisi perekonomian hingga pendidikan Indonesia yang buruk.

Namun, kondisi sunyi tersebut berubah menjadi riuh, ketika moderator memindahkan microphone, untuk memberi Luhut Panjaitan kesempatan berbicara. Aula STT Jakarta pun mulai ramai dengan bunyi teriakan peserta atau penonton yang hadir, disertai tepuk tangan.

Dalam kesempatan tersebut, Luhut memaparkan visi dan misi Jokowi dan Jusuf Kalla yang berkaitan dengan subsidi, infrastruktur , pendidikan dan kesehatan.

Suasana bertambah gemuruh, saat memasuki sesi tanya jawab. Kesempatan bertanya pertama diberikan moderator kepada Christina Maria Rantetana (Caleg Gerindra Dapil Jabar VI), ia pun mengawali kesempatan nya itu dengan sebuah pernyataan, bahwa Jokowi tidak bisa membantah Megawati.

“Tadi Pak Luhut bilang Jokowi bisa membantah Megawati, tapi kok Jokowi gak bisa bantah Bu Megawati terkait pencalonan dirinya sebagai presiden?” ucap Christina. Pernyataan yang diucapkan Christina itu pun membuat Aula STT Jakarta kembali bergemuruh.

Selanjutnya beberapa pertanyaan dari peserta dan jawaban dari Hashim serta Luhut senantiasa menghadirkan teriakan, sorakan, hingga tepuk tangan dari beberapa orang yang hadir di Aula STT Jakarta itu.

Diskusi Publik Gereja Mendengar Visi Misi Capres 2014 yang diselenggarakan Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia berakhir tepat pukul 17.30 WIB, dan ditutup oleh Pdt. Yewangoe, serta doa nan dipimpin Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia, Nus Reimas.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home