Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 17:02 WIB | Kamis, 17 Oktober 2019

Hizbullah Ancam Serang Bank Terkait Sanksi AS

Anggota Hizbullah yang dipimpin Hassan Nasrallah menggelar protes di perbatasan dengan Israel. (Foto: dari Jerusalem Post)

BEIRUT, SATUHARAPAN.COM – Kelompok Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran, mengancam akan melakukan serangan dengan kekerasan terhadap bank-bank di Lebanon yang ikut dalam sanksi yang dijatuhkan Amerika Serikat yang berupaya menghentikan pendanaan bagi para teroris.

Sebuah sumber bank mengatakan kepada Asharq al-Awsat, sebuah surat kabar internasional berbahasa Arab yang berbasis di London, bahwa ancaman Hizbullah membahayakan keamanan dan “memberi lampu hijau kepada para pendukungnya untuk menyerang dan menyerbu bank.”

Menurut Asharq al-Awsat yang dikutip Jerusalem Post, menyebutkan bahwa "ancaman itu telah mengejutkan para pengamat, yang menyatakan keprihatinan mereka bahwa Iran dapat merebut kendali stabilitas keuangan Lebanon untuk menarik perhatian Washington dan membawanya ke meja negosiasi."

Sumber bank di Lebanon menambahkan bahwa "setiap protes jalanan akan menimbulkan kekhawatiran dan kebingungan di kalangan rakyat," dan menambahkan bahwa "bank tidak memainkan peran dalam sanksi itu." Sejumlah negara, termasuk AS memasukkan Hizbullah dalah daftar organisasi teroris.

Sementara itu, harian Lebanon yang dikontrol Hizbullah, Al-Akhbar, mengatakan bahwa "kepemimpinan partai Syiah telah merinci beberapa langkah, termasuk protes jalanan untuk menghadapi bank."

Al-Akhbar melaporkan bahwa Hizbullah tidak akan tinggal diam ketika bank-bank Lebanon mematuhi sanksi AS. Al-Akhbar mengatakan Hizbullah mengeluarkan keputusan untuk menargetkan bank-bank yang mematuhi sanksi AS, tetapi belum mengungkapkan rencananya.

AS telah menekan dengan sanksi yang menargetkan anggota parlemen Hizbullah dan bank yang terlibat dalam pendanaan teroris. Pada bulan Juli, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada anggota parlemen Hizbullah, Amin Sherri dan Mohammad Raad.

Pada bulan Agustus, Kantor Departemen Pengendalian Aset Asing Departemen Keuangan AS memberlakukan sanksi pada Jammal Trust Bank, karena membantu gerakan Hizbullah. Sebulan kemudian, bank tersebut terpaksa tutup.

"Terlepas dari situasi keuangannya yang baik ... dan kepatuhan penuh terhadap peraturan perbankan, (bank) terpaksa mengambil keputusan untuk melikuidasi dirinya sendiri dalam koordinasi penuh dengan bank sentral," kata pernyataan Jammal Trust Bank pada bulan September.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home