Hizbullah Konfirmasi Komandan Tertinggi ke-7 Tewas oleh Serangan Israel
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Militer Israel mengatakan pada Minggu (29/9) bahwa mereka telah menewaskan pejabat tinggi Hizbullah lainnya dalam serangan udara saat kelompok militan Lebanon itu terhuyung-huyung dari serangkaian pukulan yang menghancurkan dan terbunuhnya pemimpin keseluruhannya, Hassan Nasrallah.
Militer mengatakan Nabil Kaouk, wakil kepala Dewan Pusat Hizbullah, tewas pada hari Sabtu (28/9). Hizbullah mengonfirmasi kematiannya, menjadikannya pemimpin senior Hizbullah ketujuh yang tewas dalam serangan Israel dalam waktu kurang dari sepekan. Mereka termasuk anggota pendiri yang telah terhindar dari kematian atau penahanan selama beberapa dekade.
Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan serangan terarah lainnya di Beirut pada hari Minggu (29/9) malam, dengan rincian akan menyusul.
Hizbullah sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa Ali Karaki, komandan senior lainnya, tewas dalam serangan hari Jumat (27/9)cyang menewaskan Nasrallah. Militer Israel mengatakan sebelumnya bahwa Karaki tewas dalam serangan udara, yang menargetkan kompleks bawah tanah di Beirut tempat Nasrallah dan tokoh senior Hizbullah lainnya bertemu.
Israel mengatakan sedikitnya 20 militan Hizbullah lainnya tewas dalam serangan itu, termasuk dua rekan dekat Nasrallah, salah satunya bertanggung jawab atas pengawalannya.
Puing-puing dari serangan itu masih membara lebih dari dua hari kemudian. Pada hari Minggu, wartawan Associated Press melihat asap di atas reruntuhan saat orang-orang berbondong-bondong ke lokasi, sebagian untuk memeriksa sisa-sisa rumah mereka dan yang lainnya untuk memberi penghormatan, berdoa, atau sekadar melihat kehancuran.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan pada hari Minggu (29/9) bahwa serangan udara Israel telah "meluluhlantakkan" struktur komando Hizbullah, tetapi ia memperingatkan kelompok itu akan bekerja cepat untuk membangunnya kembali.
"Saya pikir orang-orang lebih aman tanpa dia berkeliaran," kata Kirby tentang Nasrallah. "Tetapi mereka akan mencoba untuk pulih. Kami mengamati untuk melihat apa yang mereka lakukan untuk mencoba mengisi kekosongan kepemimpinan ini. Ini akan sulit. ... Sebagian besar struktur komando mereka sekarang telah musnah."
Kirby, yang berbicara saat tampil di acara "State of the Union" CNN, menghindari pertanyaan tentang apakah pemerintahan Biden setuju dengan cara Israel menargetkan para pemimpin Hizbullah.
Gedung Putih terus meminta Israel dan Hizbullah untuk menyetujui gencatan senjata sementara selama 21 hari yang diusulkan oleh Amerika Serikat, Prancis, dan negara-negara lain pekan lalu saat para pemimpin dunia berkumpul untuk Sidang Umum PBB.
Awal bulan ini, Hizbullah juga menjadi sasaran serangan canggih terhadap pager dan walkie talkie-nya yang secara luas disalahkan pada Israel. Gelombang serangan udara Israel di sebagian besar wilayah Lebanon telah menewaskan sedikitnya 1.030 orang — termasuk 156 perempuan dan 87 anak-anak — dalam waktu kurang dari dua pekan, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.
Ratusan ribu orang telah meninggalkan rumah mereka di Lebanon akibat serangan terbaru tersebut. Pemerintah memperkirakan sekitar 250.000 orang berada di tempat penampungan, dengan tiga hingga empat kali lebih banyak yang tinggal bersama teman atau saudara, atau berkemah di jalanan, Menteri Lingkungan Hidup Nasser Yassin mengatakan kepada AP.
Hizbullah terus menembakkan roket dan rudal ke Israel utara, tetapi sebagian besar telah dicegat atau jatuh di area terbuka. Tidak ada warga Israel yang tewas sejak gelombang serangan terbaru yang menargetkan para pemimpin tinggi Hizbullah dimulai pada 20 September.
Hizbullah, kelompok militan dan partai politik Lebanon yang didukung oleh Iran, pesaing utama Israel di kawasan itu, bangkit menjadi terkenal di kawasan itu setelah berperang selama sebulan dengan Israel pada tahun 2006 yang berakhir seri.
Kaouk adalah anggota veteran Hizbullah yang bertugas sejak tahun 1980-an dan menjabat sebagai komandan militer Hizbullah di Lebanon selatan selama perang tahun 2006 dengan Israel.
Ia sering muncul di media lokal, di mana ia mengomentari perkembangan politik dan keamanan, dan ia memberikan pidato penghormatan di pemakaman para militan senior. Amerika Serikat mengumumkan sanksi terhadapnya pada tahun 2020.
Hizbullah mulai menembakkan roket, rudal, dan pesawat nirawak ke Israel utara setelah serangan Hamas pada 7 Oktober dari Gaza memicu perang di sana. Hizbullah dan Hamas adalah sekutu yang menganggap diri mereka sebagai bagian dari "Poros Perlawanan" yang didukung Iran terhadap Israel.
Israel telah menanggapi dengan gelombang serangan udara, dan konflik tersebut terus meningkat hingga ke ambang perang habis-habisan, sehingga menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik di seluruh wilayah.
Israel mengatakan bertekad untuk memulangkan sekitar 60.000 warganya ke komunitas di utara yang dievakuasi hampir setahun lalu. Hizbullah mengatakan akan menghentikan serangan roketnya hanya jika ada gencatan senjata di Gaza, yang terbukti sulit dicapai meskipun telah berbulan-bulan negosiasi tidak langsung antara Israel dan Hamas yang dipimpin oleh Amerika SerikatQatar dan Mesir. (AP)
Editor : Sabar Subekti
D'Masiv Meriahkan Puncak Festival Literasi Maluku Utara
TERNATE, SATUHARAPAN.COM - Grup band papan atas tanah air, D’Masiv hadir sebagai guest star da...