Hubungan Mencair, AS-Kuba Kembangkan Vaksin Kanker Paru-paru
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Dibukanya hubungan diplomatik Amerika Serikat dengan Kuba diyakini tak hanya membuat penduduk Paman Sam dapat menikmati cerutu-cerutu terbaik dunia. Yang lebih penting ialah warga AS juga dapat menghentikan kerusakan yang diakibatkan merokok cerutu itu.
Ilmuwan Kuba telah menghabiskan waktu puluhan tahun untuk mengembangkan vaksin kanker paru-paru yang disebut Civamax. Dan, sekarang para peneliti di Roswell Park Cancer Institute di Buffalo, New York, telah membuat kesepakatan dengan rekan-rekan mereka di Kuba untuk memulai uji klinis atas vaksin tersebut dengan harapan mendapatkan persetujuan Food and Drug Administration (FDA), sebagaimana dilansir oleh Popular Science mengutip laporan Wired.
Pemerintah Kuba mulai mendistribusikan Cimavax untuk warganya secara gratis pada tahun 2011. Vaksin ini menargetkan suatu protein yang disebut faktor pertumbuhan epidermal, yang menghasilkan sel-sel kanker yang berfungsi menjadi sinyal bagi sel-sel lainnya yang tumbuh di luar kendali. Meskipun tidak menargetkan tumor itu sendiri, vaksin ini dapat membuat tumor stadium akhir sekalipun menjadi terkendali; eksperimen pada tahun 2008 menunjukkan pasien kanker paru-paru yang menerima vaksin, hidup empat sampai enam bulan lebih panjang daripada mereka yang tidak mendapatkannya.
Khasiat ini menginspirasi beberapa negara Eropa dan Jepang untuk memulai uji klinis di negara mereka sendiri, sementara AS ketinggalan dalam hal ini karena kebekuan hubungan diplomatik dengan Kuba.
Para peneliti Roswell Park berharap dapat mengevaluasi vaksin itu sebagai metode pencegahan, untuk melihat apakah ia bekerja pada jenis kanker lainnya yang menggunakan protein yang sama. Namun, seperti dijelaskan oleh Wired, kolaborasi antarpara peneliti kedua negara bergantung pada peningkatan hubungan diplomatik.
KPK OTT Penyelenggara Negara di Kalsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Minggu (6/10) malam ...