Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 10:37 WIB | Rabu, 18 Agustus 2021

Hujan Abu di Beberapa Wilayah Akibat Gunung Merapi Meletus

Hujan Abu di Beberapa Wilayah Akibat Gunung Merapi Meletus
Seorang perempuan membawa rumput untuk memberi makan ternaknya saat dia berjalan melewati abu vulkanik dari letusan Gunung Merapi di Dukun, Jawa Tengah, Indonesia, hari Senin (16/8). (Foto: AP/Slamet Riyadi)
Hujan Abu di Beberapa Wilayah Akibat Gunung Merapi Meletus
Petani lokal mengendarai sepeda motor di jalan yang tertutup abu vulkanik dari letusan Gunung Merapi di Dukun, Jawa Tengah, Indonesia, hari Senin (16/8). (Foto: AP/Slamet Riyadi)
Hujan Abu di Beberapa Wilayah Akibat Gunung Merapi Meletus
Dalam foto yang diambil menggunakan kecepatan rana kamera lambat ini, lahar panas mengalir dari kawah Gunung Merapi, di Sleman, Yogyakarta, Indonesia, Rabu dini hari, 11 Agustus 2021 (Foto: AP/Trisnadi)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Gunung merapi di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah, meletus pada hari Senin (16/8). Gubung berapi paling aktif di Indonesia itu membuat aliran lahar terbesar dalam beberapa bulan, membuat sungai lahar dan guguran awan panas yangbergerak hingga3,5 kilometer menuruni lerengnya.

Suara gemuruh bisa terdengar beberapa kilometer jauhnya saat Gunung Merapi itu meletus, menyemburkan abu panas 600 meter ke langit. Hujan  abu terjadi di kota-kota terdekat, tetapi tidak ada perintah evakuasi, dan tidak ada korban yang dilaporkan.

Letusan hari Senin adalah aliran lahar terbesar Merapi sejak pihak berwenang menaikkan tingkat bahayanya pada November lalu, kata Hanik Humaida, kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Yogyakarta.

Dia mengatakan kubah lava tepat di bawah tepi barat daya Merapi dan kubah lava di kawah keduanya telah aktif sejak akhir Juli. Volume kubah tepi barat daya diperkirakan 1,8 juta meter kubik (66,9 juta kaki kubik) dan sekitar tiga meter (9,8 kaki) sebelum runtuh sebagian pada Senin pagi, mengirimkan aliran piroklastik bergerak cepat ke sisi barat daya setidaknya dua kali.

Gunung setinggi  2.968 meter itu berstatus waspada, level tertinggi kedua dari empat level sejak mulai meletus November lalu, dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum menaikkannya meskipun aktivitas vulkanik meningkat sepekan terakhir. Keempat tingkatan tersebut menggambarkan aktivitas erupsi sebagai normal, kecil, sedang atau besar.

Orang-orang disarankan untuk tinggal lima kilometer ari mulut kawah dan waspada terhadap bahaya lava, kata badan tersebut. (dengan AP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home