Loading...
RELIGI
Penulis: Bayu Probo 09:46 WIB | Kamis, 28 April 2016

Iman Teguh Ibu Membuat Dua Putranya Datang pada Kristus

Kapel Tabut Perjanjian di Gereja Bunda Kami dari Maria dari Sion. Gereja di Etiopia yang dipercaya tempat menyimpan Tabut Perjanjian Musa. (Foto: wikipedia.org)

SATUHARAPAN.COM – Dua putra perempuan Etiopia—dibunuh suaminya setelah ia memeluk iman Kristen tahun lalu—akhirnya memberikan hidup mereka kepada Kristus setelah menyaksikan iman yang kuat ibu mereka di dalam Yesus. Sebuah kesaksian yang menginspirasi.

Menurut organisasi pengawas penganiayaan orang Kristen, Open Doors USA, seorang Kristen baru bernama Workitu, seorang ibu di usia 50-an, dibunuh oleh suaminya dan tetangga pada akhir Maret lalu di Addis Ababa setelah dia menolak tuntutan suaminya untuk menjual bantuan kekeringan dari pemerintah.

Warga Kristen di kota yang didominasi Muslim mengatakan pada Open Doors bahwa sebelum Workitu jadi korban pemukulan fatal pada Maret, dia sudah mengalami sejumlah pemukulan tanpa henti dari suaminya setelah ia menjadi pengikut Yesus Kristus pada Agustus 2015 lalu.

Tidak hanya dia menderita pemukulan dari suaminya, Workitu juga mendapat ancaman dari anggota masyarakat yang menuntutnya kembali ke agama lamanya. Warga Kristen setempat juga menjelaskan bahwa suami Workitu—yang menghabiskan sebagian besar waktunya dengan istri muda—telah berjanji untuk membunuh Workitu kecuali dia meninggalkan Kristus.

Pengurus gereja di kota itu mendesak Workitu untuk melaporkan pada polisi setempat tentang ancaman yang ia terima. Dia melakukannya dengan menulis surat kepada polisi pada bulan Februari yang menjelaskan bagaimana ancaman membuatnya khawatir akan hidupnya.

Namun, polisi mengabaikan laporan itu.

Setelah Workitu dipukuli parah oleh suaminya dan tetangga pada bulan Maret, ia dibawa ke sebuah klinik yang terletak di kota terdekat. Setelah menghabiskan beberapa hari di klinik, dia dirujuk ke rumah sakit. Sayangnya, Workitu meninggal saat dibawa ke rumah sakit. Polisi telah menangkap suami dan tetangga dan mendakwa mereka dengan pembunuhan.

Iman Ibu Menginspirasi Anak

Meskipun Workitu sekarang sudah meninggal, pengabdiannya untuk imannya tidak hilang di mata dua putranya.

Open Doors melaporkan bahwa dua putra Workitu ini, Mustafa dan Kedir, membuat keputusan untuk menjadi Kristen setelah kematian ibunya. Karena Workitu adalah satu-satunya orang Kristen dalam keluarga mereka, dua pemuda itu mengatakan kepada para pemimpin Kristen di kota bahwa mereka ingin belajar lebih banyak tentang Allah yang disembah ibunya.

Setelah anak-anak Workitu ini, salah satu teman Workitu juga memutuskan untuk mengikuti Kristus.

“Workitu seperti Stefanus,” kata seorang pekabar Injil Open Doors. “Kematiannya dihormati dengan membawa anaknya untuk hidup baru. Saya tahu dia pasti sangat senang telah dia menyaksikan keputusan anak-anaknya untuk mengikuti Kristus.”

Sejarah Panjang Etiopia

Etiopia punya kisah unik dengan kekristenan. Misalnya, Haile Selassie Kaisar Etiopia dikenal sebagai keturunan Raja Israel Salomo dengan Ratu Syeba. Kisah yang tercatat di 1 Raja-raja 10 dan 2 Tawarikh 9 menceritakan kunjungan ratu Etiopia ke Israel dan menemui Raja Salomo.

Pada abad ke-4, wilayah ini adalah salah satu yang pertama di dunia yang secara resmi mengadopsi agama Kristen sebagai agama negara. Konon, ini adalah hasil penginjilan dari Rasul Filipus.

Seperti tercatat di Kisah Para Rasul 8:26-30, malaikat Tuhan memerintahkan Filipus untuk ke Selatan, ke arah Gaza. Ternyata, pada saat sama seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia—yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah—sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya. Lalu kata Roh kepada Filipus, “Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!” Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya.

Kata Filipus, “Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?” Jawab sida-sida itu: “Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?” Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut, “Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceritakan asal-usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi.”

Maka kata sida-sida itu kepada Filipus, “Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?” Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya.

Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu, “Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?” Filipus berkata, “Kalau Tuan percaya dengan sepenuh hati, Tuan boleh dibaptis.” “Saya percaya Yesus Kristus adalah Anak Allah,” kata pegawai tinggi dari Etiopia itu. Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.

Menurut catatan tradisi, sida-sida itu kemudian memulai gereja di Etiopia yang berlanjut sampai sekarang. Jumlah warga Kristen di Etiopia sekitar 63 persen.

Ada juga demografi Muslim yang cukup besar, yang mewakili sekitar sepertiga dari populasi. Etiopia juga merupakan situs dari Hijrah pertama dalam sejarah Islam. Sebuah kota di wilayah Tigray, Negash adalah pemukiman Muslim tertua di Afrika.

Sampai tahun 1980-an, terdapat populasi besar orang Yahudi tinggal di Etiopia. Mereka tinggal di Amhara dan Tigray. Nama lainnya adalah Beta Israel. Hampir semua orang Yahudi Etiopia kini menetap di Israel. Pemerintah Israel telah melakukan operasi pemindahan Yahudi Etiopia, seperti Operasi Musa (1984) dan Operasi Salomo (1991), karena meletusnya perang saudara dan kelaparan di Etiopia. Beberapa masih tetap tinggal di Etiopia.

Tercatat saat ini terdapat sekitar 119.500 orang etnis Israel Etiopia, di mana 38.500 atau 32% dari komunitas tersebut lahir di Israel; sisanya lahir di Etiopia. (Christian Post)

Baca juga:


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home