Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 18:12 WIB | Sabtu, 25 April 2020

India Dituduh Pisahkan Pasien COVID-19 Berdasarkan Agama

Pemimpin Jemaah Tabligh Dituduh Melakukan Pembunuhan, Karena TIdak Hentikan Acara.
Peserta pertemuan Jemaat Tabligh di Delhi, India. (Foto: Indianexpresscom)

NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Sebuah rumah sakit pemerintah di Ahmedabad, negara bagian Gujarat dilaporkan memisalhkan pasien terinfeksi virus corona berdasarkan agama, menurut laporan Arab News.

"Kami umat Islam dipisahkan dari umat Hindu di rumah sakit," kata Azad, yang dirawat di bangsal virus corona rumah sakit itu.

“Ini adalah bangsal besar tempat kami tinggal, dan kami semua adalah Muslim dan ada bagian terpisah untuk umat Hindu... Muslim di rumah sakit tidak hanya ditempatkan secara terpisah tetapi juga didiskriminasi. Tidak ada dokter yang mengunjungi kami secara teratur," kata Azad.

Pihak pengawas medis rumah sakit, Dr. Gunvant H. Rathod, mengatakan bahwa klaim diskriminasi dan penganiayaan itu "tidak berdasar."  “Tidak ada diskriminasi berdasarkan agama. Tidak benar bahwa pasien Muslim dan Hindu ditempatkan secara terpisah. Kami telah memisahkan pasien berdasarkan keseriusan penyakit ini, ” katanya dikutip Arab News, hari Kamis (16/4).

Hari Rabu (15/3) surat kabar India, The Indian Express mengutip dia yang mengatakan bahwa bangsal terpisah untuk pasien Hindu dan Muslim telah dibuat "sesuai keputusan pemerintah negara bagian."

“Secara umum, ada bangsal terpisah untuk pasien pria dan wanita. Tapi di sini, kami telah membuat bangsal terpisah untuk pasien Hindu dan Muslim," kata Rathod kepada surat kabar itu.

Kementerian Kesehatan Gujarat dalam sebuah pernyataan membantah segala bentuk diskriminasi. “Tidak ada pemisahan yang dilakukan di rumah sakit sipil berdasarkan agama. Pasien virus corona sedang dirawat berdasarkan gejala, keparahan, dan sesuai dengan rekomendasi dokter yang merawat," kata pernyataan itu.

Pemimpin Muslim Dituduh Lakukan Pembunuhan

Pemimpin kelompok Muslim terkemuka di India telah dituduh melakukan pembunuhan, setelah pertemuan yang diadakan di Delhi menyebabkan banyak kelompok terinfeksi Covid-19.

Polisi mengatakan pemimpin itu, Muhammad Saad Khandalvi, mengabaikan dua pemberitahuan untuk mengakhiri acara di sebuah masjid di ibu kota India pada bulan Maret.

Acara ini telah dikaitkan dengan 1.023 kasus terinfeksi virus corona di 17 negara bagian, yang diyakini disebarkan oleh peserta asing yang terinfeksi.

Saad dan kelompok Jamaah Tablighnya membantah melakukan kesalahan itu, namun Polisi Delhi mengatakan bahwa Saad telah didakwa melakukan pembunuhan, dan dia tidak dapat mengajukan permoho jaminan.

Tuduhan itu diajukan ketika dia berada dalam isolasi diri, menurut laporan BBC. Polisi mengatakan pertemuan Jamaat Tabligh di daerah Nizamuddin di Delhi dimulai pada 3 Maret, dan berlangsung terus ketika India mengumumkan penutupan pada 24 Maret.

Pihak organisasi mengatakan mereka menunda acara tersebut dan meminta semua orang untuk pergi segera setelah Perdana Menteri Narendra Modi mengumumkan bahwa akan ada jam malam nasional selama sehari pada 22 Maret.

Sebagian bisa pergi, kata mereka, tetapi yang lain tertahan karena negara-negara (bagian) mulai menyutup perbatasan mereka pada hari berikutnya, dan dua hari kemudian, India terkunci, menangguhkan perjalanan bus dan kereta api.

Masjid, termasuk asrama menampung ratusan orang. Dan panitia mengatakan bahwa mereka memberi tahu polisi setempat tentang semua ini, dan terus bekerja sama dengan petugas medis yang datang untuk memeriksa tempat itu.

Memicu Islamofopia

Kemarahan massa atas penyebaran virus corona baru yang dikaitkan dengan Jemaat Tabligh itu telah memicu gelombang baru kasus Covid-19 di India  dengan Islamofobia. Negara bagian di seluruh India terus melacak kasus positif  terinfeksi virus yang mengarah pada acara yang berlangsung beberapa pekan itu.

Pertemuan Jamaah Tabligh, sebuah gerakan misionaris Islam yang berusia hampir 100 tahun, iti dihadiri ribuan Muslim India dan luar negeri. Diyakini bahwa peserta asing yang telah terinfeksi menjadi penyebab menyebarnya virus di sana.

Peristiwa ini menimbulkan garis agama yang sudah terpolarisasi di negara itu.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home