Loading...
HAM
Penulis: Bayu Probo 12:17 WIB | Jumat, 06 Maret 2015

India Minta YouTube Blokir Film Dokumenter Perkosaan

“Pandangan si pemerkosa dipercaya secara luas di India.”
Ilustrasi

NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM – India mengatakan bahwa pihaknya telah meminta YouTube untuk memblokir akses ke sebuah film dokumenter tentang geng-pemerkosa buas di Delhi. Sebelumnya, pemerintah melarang stasiun TV setempat menayangkannya

India’s Daughter telah memicu perdebatan sengit di India karena memasukkan wawancara salah satu pemerkosa yang menyalahkan korban berusia 23 tahun. Si pemerkosa mengatakan perempuan muda itu tidak seharusnya keluar pada malam hari dan seharusnya tidak melawan.

Film dokumenter itu rencananya akan ditampilkan di tujuh negara termasuk India dan Inggris pada Minggu (8/3) untuk menandai Hari Perempuan Internasional. Namun, pengadilan memutuskan pada Selasa (3/3) malam India’s Daughter tidak boleh diputar di India.

Juru bicara kementerian dalam negeri MA Ganapathy kepada AFP pemerintah telah meminta YouTube untuk memblokir link ke film di India setelah banyak orang melihat film itu secara online.

Beberapa link ke film masih bisa dilihat di India pada Kamis sore, tetapi beberapa tampaknya diblokir.

Media lokal melaporkan bahwa pemerintah juga mempertimbangkan untuk mengambil tindakan terhadap BBC untuk melarang pemutaran film itu di Inggris pada Rabu malam.

Tapi mereka tidak mengatakan bentuk tindakan apa yang dapat diambil, dan Ganapathy mengatakan ia tidak tahu kalau ada rencana tersebut.

Menteri Dalam Negeri India Rajnath Singh mengatakan bahwa pemerintah melarang film itu, karena komentar pemerkosa di film itu "sangat menghina dan penghinaan terhadap martabat perempuan".

Stasiun TV Inggris mengatakan pemutaran film itu demi kepentingan umum.

Ayah korban pemerkosaan yang meninggal karena luka yang diderita dalam serangan mengejutkan, Kamis mengatakan dia pikir semua orang harus menonton film dokumenter ini. Menurutnya,  film ini menunjukkan "kenyataan pahit" tentang sikap terhadap perempuan di India.

"Setiap orang harus menonton film," katanya kepada situs saluran berita NDTV.

"Jika seorang pria dapat berbicara seperti itu di penjara, bayangkan apa yang akan dia katakan jika dia berjalan bebas."

Ibu korban mengatakan kepada NDTV dia tidak keberatan dengan larangan tersebut, tapi percaya pandangan Mukesh Singh—pelaku pemerkosaan yang diwawancarai di film Indias’s Daughter—yang luas di India.

"Saya tidak peduli apa yang pemerintah lakukan, melarang film, tidak melarang film, satu-satunya hal yang saya tahu adalah bahwa tidak ada orang yang takut pada hukum," katanya.

"Bukan hanya Mukesh yang berpikir seperti ini," katanya, mengacu pada Mukesh Singh, yang dijatuhi hukuman mati untuk pemerkosaan dan pembunuhan putrinya dan diwawancarai untuk film.

Pada Desember 2012 geng-pemerkosa menyerang seorang mahasiswa fisioterapis muda, yang tidak bisa disebutkan namanya. Ini menyoroti tingkat menakutkan kekerasan terhadap perempuan di negara terpadat kedua di dunia dan memicu protes massa.

Ini menyebabkan reformasi utama dari hukum pemerkosaan India, mempercepat pengadilan, dan meningkatkan hukuman, meskipun banyak aktivis mengatakan hanya sedikit yang telah berubah bagi perempuan di India dengan reformasi itu.

Film dokumenter ini adalah karya pembuat film kebangsaan Inggris Leslee Udwin. Film ini telah memicu perdebatan sengit di India.

Salah satu menteri, M. Venkaiah Naidu, menyebutnya sebagai "konspirasi untuk memfitnah India", namun beberapa anggota parlemen mengkritik pemerintah karena tampil lebih khawatir tentang menyimpan reputasi negara daripada membuat lebih aman bagi perempuan. (alarabiya.net)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home