Indonesia Mulai Pakai Teknologi Perikanan Israel
TEL AVIV, SATUHARAPAN.COM - Sebuah teknologi perikanan buatan Israel bernama BioFishency Mini RAS (Recirculating Aquaculture System) mulai dioperasikan di Indonesia bulan ini.
Teknologi bikinan BioFishency, perusahaan berbasis di Israel ini, membuat pengolahan air yang efektif dapat diakses pada operasi peternakan ikan yang menggunakan air tawar, air payau maupun air laut.
Sistem ini mengatasi dua tantangan utama dalam meningkatkan ikan secara komersial: terbatasnya ketersediaan air dan penumpukan racun amonia dari limbah ikan.
Menurut situs ISRAEL21c, sistem ini memungkinkan petani mengurangi konsumsi air hingga 85 persen sekaligus meningkatkan hasil 2,5 kali.
Selain Indonesia, negara terbaru yang menggunakan teknologi ini adalah Kongo. Maret lalu teknologi ini dipasang di di sebuah peternakan ikan di utara Brazzaville yang menghasilkan 20 ton ikan lele Afrika setiap tahunnya.
Menurut Abigail Klein Leichman, penulis yang melaporkan soal teknologi ini di ISRAEL21c, ikan merupakan sumber protein murah yang berharga di seluruh dunia. Ole karena itu, teknologi untuk menghemat air diperlukan untuk meningkatkan efisiensi produksi.
Chief Technology Officer BioFishency, Igal Magen, mengatakan teknologi yang mereka kembangkan ini dapat menyesuaikan diri dengan model peternakan ikan komersial. Oleh karena itu ia dapat menjadi solusi dalam memenuhi kebutuhan sosial dan ekonomi masyarakat, termasuk pengembangan lapangan kerja dan peluang bisnis bagi usaha kecil menengah.
Tahun lalu, teknologi yang dikembangkan oleh BioFishency ini juga dipakai oleh peternakan ikan patin di Bangladesh dan sebuah peternakan barramundi di India utara.
Editor : Eben E. Siadari
GKI Sinwil Jabar Harapkan Pilkada Asyik dan Penting
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sinode Wilayah Jawa Barat berkomitmen mewu...