Loading...
EKONOMI
Penulis: Bob H. Simbolon 12:45 WIB | Senin, 07 Maret 2016

Inggris Keluar, Ekonomi Uni Eropa Rusak

Bendera Uni Eropa dan Persemakmuran berkibar di depan Perwakilan Komisi Eropa untuk Inggris Raya di pusat kota London, Rabu (23/1/2015). Perdana Menteri Inggris David Cameron berjanji untuk memberikan warga Inggris pilihan melaksanakan referendum untuk tetap bertahan sebagai anggota Uni Eropa atau tidak jika ia menang pemilu 2015, memberikan tanda tanya atas keanggotaan Inggris di Uni Eropa selama bertahun-tahun. (REUTERS/Stefan Wermuth)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan Jerman, Wolfgang Schaeuble, menilai ekonomi Eropa akan rusak lantaran keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa.

"Perekonoian Eropa, dunia dan Inggris akan rusak apabila Inggris keluar dari Uni Eropa, kata dia pada hari Senin (7/3).

Dia menjelaskan Uni Eropa akan mengalami tahun-tahun negosiasi yang paling sulit, selain itu, selama bertahun-tahun ke depan akan menghadapi ketidakpastian yang membawa racun bagi ekonomi Inggris, Benua Eropa, dan juga ekonomi dunia.

Menjawab pertanyaan terkait dengan Turki, ia menegaskan pemerintah Jerman sangat meragukan apakah negara itu patut bergabung menjadi anggota Uni Eropa. Perundingan membutuhkan waktu yang lama, dan hal ini bukan menjadi hal "yang genting untuk sekarang".

sebelumnya, Wali Kota London, Boris Johnson, menyatakan berada di belakang mereka yang mengampanyekan Inggris keluar dari Uni Eropa.

Keputusan ini merupakan pukulan untuk sahabat sekaligus pesaing politiknya, Perdana Menteri David Cameron, yang sudah meminta Johnson untuk mendukung pendirian politiknya.

"Setelah besarnya kekecewaan, saya akan mendukung suara 'Keluar' (dari Uni Eropa)," kata Johnson kepada sekumpulan besar orang di luar rumahnya di London utara pada hari Minggu (6/3).

Johnson, politisi populer dari Partai Konservatif pimpinan Cameron yang dianggap calon pengganti Cameron sebagai perdana menteri, mengaku hanya menginginkan hubungan dengan Eropa sebatas pada "perdagangan dan kerja sama", bukan sebagai "proyek politik".

Dia menyatakan Cameron memang telah bekerja baik sekali dalam menegosiasikan konsesi dengan para pemimpin Uni Eropa pada pertemuan pekan lalu yang meratakan jalan untuk referendum keanggotaan Uni Eropa pada 23 Juni.

Namun, menurut Johnson, "Saya tak menganggap semua orang bisa secara realistis mengklaim bahwa ini adalah reformasi fundamental Uni Eropa atau keanggotaan Inggris Raya dalam Uni Eropa".

Langkah Boris Johnson ini dianggap sebagai kemenangan besar para pendukung keluarnya Inggris dari Uni Eropa yang sering disebut "Brexit".

Beberapa jam sebelumnya Cameron sempat meminta dukungan Johnson yang kharismatis itu dalam wawancara dengan BBC.

"Saya ingin mengatakan kepada Boris apa yang saya ucapkan kepada semua orang bahwa kami akan lebih aman, lebih kuat, dan lebih baik dengan berada di dalam Uni Eropa," kata Cameron seperti dikutip AFP.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home