Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 14:37 WIB | Jumat, 22 April 2016

Inggris Teken Investasi dengan Indonesia USD 10 Miliar

Menteri Perdagangan RI, Thomas Lembong, bersama Ketua Kadin Indonesia dan Special Envoy PM Inggris bidang Perdagangan dan Investasi, Richard Graham, hadir sebagai panelis pada sesi ke-2 UK - Indonesia Business Forum yang diselenggarakan di Hotel Mandarin, London. (Foto: kemendag.go.id)

LONDON, SATUHARAPAN.COM - Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Eropa membawa kabar gembira. Para pengusaha Eropa, terutama Inggris, mengikat kerja sama perdagangan dan investasi dengan pengusaha Indonesia senilai USD 10 miliar atau setara dengan Rp 130 triliun.

Demikian ditegaskan Menteri Perdagangan, Thomas Trikasih Lembong (Tom Lembong), dari London, Inggris, usai menyaksikan penandatangan MoU antara pengusaha Indonesia dan Inggris, dalam Indonesia-UK Business Forum.

"Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan 11 Paket Kebijakan Ekonomi yang bertujuan membuat Indonesia menjadi negara yang lebih menarik bagi investasi asing," tegas Tom Lembong di London, dalam keterangan tertulis hari Kamis (21/4).

Sejumlah menteri Kabinet Kerja termasuk Mendag Tom, yang turut mendampingi Presiden, membuat pertemuan-pertemuan bilateral. Salah satunya pertemuan Indonesia-UK Business Forum yang mempertemukan pengusaha Indonesia dan Inggris.

Pada forum bisnis ini, Mendag menjadi Panelis bersama-sama dengan Utusan Perdana Menteri Inggris untuk Indonesia Richard Graham, dan Ketua KADIN Rosan Roeslani. Pelaku usaha Inggris sangat antusias menghadiri pertemuan ini.

Lebih dari 300 pengusaha memenuhi ruang pertemuan. Sejumlah perusahaan besar Inggris yang menghadiri pertemuan forum bisnis tersebut antara lain Jardin Matheson, British Petroleum, HSBC, dan Glaxo Smith Kline.

Pertemuan ini dimanfaatkan Tom Lembong untuk menjelaskan prinsip Pemerintah Indonesia di bidang ekonomi. “Prinsip Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi adalah keterbukaan dan kompetisi,” jelas Tom.

Pola hubungan perdagangan internasional, kata Tom, tidak lagi mengandalkan perang tarif dan standardisasi. "Tinggalkan pola hubungan perdagangan internasional abad 21 yang hanya tentang tarif dan standar, kini saatnya hubungan perdagangan yang lebih komprehensif," tegas Tom.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada lima tahun terakhir (2011-2015) menunjukkan total nilai perdagangan Indonesia-Inggris turun sekitar 5,8 persen per tahun. Kendati demikian, neraca perdagangan Indonesia dengan Inggris pada periode waktu yang sama menunjukkan surplus untuk Indonesia, dengan pertumbuhan 14,6 persen.

Sementara itu, ekspor Indonesia ke Inggris masih didominasi produk sepatu/alas kaki, produk kayu, kopi, permesinan, dan udang. Sedangkan impor Indonesia dari Inggris antara lain obat-obatan, pipa, komponen pesawat terbang, scrap aluminium, dan parfum.

Dari sisi penanaman modal asing, nilai realisasi investasi Inggris di Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada 2015, nilai investasi Inggris mencapai USD 503,2 juta, turun dibandingkan tahun 2014 sebesar USD 1,6 miliar. Investasi Inggris adalah peringkat ke-10 terbesar bagi Indonesia pada tahun 2015.

Pada kunjungan kerja tersebut, Mendag juga menjadi moderator pada pertemuan sektor financial dengan pembicara Menteri Keuangan dan Gubernur BI yang dihadiri petinggi 24 perusahaan finansial terkemuka Inggris. Mereka antara lain dari Goldman Sachs, J.P. Morgan Assets, TheCityUK, Schroders, dan lain-lain. Pertemuan ini membicarakan kebijakan fiskal dan moneter Indonesia.

Selama kunjungan kerja Presiden RI ke Inggris, Menteri Perdagangan Tom Lembong turut mendampingi Presiden RI melakukan pertemuan bilateral dengan sejumlah pejabat tinggi negara, kalangan bisnis, maupun media. Mendag juga mendampingi Presiden RI di International Maritime Organization pada sidang Marine Environment Protection Committee yang dihadiri sekitar 400 peserta dari 171 negara anggota, dan pidato di Parlemen Inggris.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home