Loading...
HAM
Penulis: Bayu Probo 11:51 WIB | Jumat, 10 Juni 2016

Inggris Tolak Imigran Kristen yang Tak Hafal Dasa Titah

Alkitab orang Kristen Iran dan sekitarnya. Alkitab berbahasa Farsi. (Foto: BBC)

SATUHARAPAN.COM – Sejumlah imigran dari Timur Tengah yang baru-baru ini yang menjadi Kristen di Inggris memprotes penolakan mereka untuk suaka. Sebab, pihak berwenang mengatakan mereka tidak bisa membuktikan keaslian iman Kristen mereka dengan menjawab pertanyaan dasar Alkitab, seperti mengucapkan Sepuluh Perintah Allah—Dasa Titah.

BBC News melaporkan pada Minggu (5/6) bahwa semua anggota parlemen bidang kebebasan beragama internasional membela para pengikut baru Yesus Kristus ini. Mereka beralasan bahwa meminta trivia Alkitab untuk membuktikan iman seseorang tidak adil dan tidak benar-benar menunjukkan iman seseorang.

Salah satu pria yang diidentifikasi sebagai Mohammed, seorang Kristen baru dari Iran, mengatakan bahwa ia meminta suaka ke Inggris Raya setelah ia melarikan diri dari penganiayaan di kampung h tetapi permohonannya ditolak setelah wawancara gagal.

“Satu pertanyaan mereka menurut saya sangat aneh—apa warna sampul Alkitab,” katanya. “.. Saya tahu ada warna yang berbeda. Yang saya punya adalah merah. Mereka menanyakan hal-hal yang tidak dapat saya jawab. Misalnya, menyebutkan Dasa Titah. Saya tidak semuanya hafal.”

Mohammed, imigran dari Iran yang memutuskan untuk menjadi Kristen. (Foto: BBC)

Menurut pedoman wawancara, pekerja sosial hanya diminta untuk diminta “menanyakan pengetahuan dasar” untuk membuktikan bahwa pemohon benar-benar mengungsi dari penganiayaan.

Baroness Berridge, yang mengepalai kelompok parlemen di belakang laporan ini, memperingatkan bahwa sistem ini pun dapat dengan mudah dimanfaatkan. Sebab, jawaban itu dapat diingat oleh siapa saja, sementara orang-orang Kristen sejati pun bisa melupakan fakta dan perincian pengetahuan umum itu.

“Ketika sistem bergerak untuk bertanya tentang realitas hidup dari iman seseorang orang, kita kemudian menemukan bahwa pekerja sosial, yang membuat keputusan tentang hidup atau mati orang-orang ini, tidak benar-benar didukung dan dilatih dengan baik,” Berridge menjelaskan.

Berbagai gereja Kristen di seluruh Eropa telah melaporkan meningkatnya jumlah pengungsi yang memilih menjadi Kristen, dengan pembaptisan massal terjadi pada beberapa kesempatan. Tetapi, sudah ada pertanyaan tentang bagaimana kehidupan asli para petobat baru itu. Dan, ada pertanyaan apakah mereka mengubah agama hanya untuk meningkatkan peluang mereka tinggal di Eropa.

Salah satu imigran dari Timur Tengah yang memutuskan jadi Kristen. Dia tidak mau disebutkan namanya. (Foto: BBC)

Asosiasi Kristen Pakistan Inggris (BPCA) telah berbicara pada kasus suaka di Inggris, dan mengatakan bahwa banyak Kristen baru yang dikeluarkan dari suaka dengan “alasan yang mengada-ada.”

“Keahlian kami adalah di bidang Kristen Pakistan yang membuat kurang dari 120 pelamar suaka di Inggris setiap tahun. Kurang dari 50% dapat tetap tinggal di Inggris dengan aplikasi awal dan banding yang sangat sulit ditembus,” kata Wilson Chowdhry, ketua BPCA.

“Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kegagalan pemerintah Inggris untuk mengakui Pakistan sebagai negara dengan orang-orang Kristen menghadapi penganiayaan. Bahkan, saat ada 700 anak perempuan Kristen yang diculik, diperkosa, dan dipaksa menikah secara Islam setiap tahun; empat serangan bom besar yang menargetkan orang-orang Kristen dalam lima tahun terakhir; dan sejarah kelam serangan massa terhadap komunitas Kristen setelah tuduhan penghujatan palsu,” kata Chowdhry.

Kasus lain dari aplikasi suaka yang ditolak dilaporkan termasuk orang yang tidak mampu menyebutkan secara terperinci kitab-kitab dalam Perjanjian Baru; seorang Kristen India yang tidak tahu tentang aturan pantang secara Katolik pada hari Jumat; dan warga Iran yang diminta menyebut nama kitab terakhir dari Alkitab, Wahyu, dengan jawaban dalam bahasa Farsi. Padahal, jawaban itu benar.

Berridge mengatakan bahwa beberapa pelamar mendapati jawaban mereka salah hanya karena mereka tidak diizinkan untuk benar-benar mempelajari Alkitab:

“Jika Anda adalah seseorang yang telah menjadi seorang Kristen di Iran, Alkitab tidak tersedia secara bebas—dan Anda tidak akan selalu tahu berapa banyak kitab yang ada di Perjanjian Lama. Anda mungkin juga tidak tahu tentang pra-Paskah yang bukan konsep umum di Iran.” (Christian Post)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home