Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:13 WIB | Rabu, 29 Juni 2016

Investor AS akan Danai Perusahaan Start Up di Indonesia

Ilustrasi. Tiga pembicara yang sukses dalam bisnis wirausaha berbasis teknologi (start up). (Kiri ke kanan) CEO of Jojonomic.com, Indrasto Budisantoso, Vice President of Go-Jek, Dayu Dara Permata, dan CEO of Harukaedu, Novistiar Rustandi. (Foto: Dok. satuharapan.com/Melki Pangaribuan)

SAN FRANSISCO, SATUHARAPAN.COM - Kunjungan kerja kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani ke San Fransisco mencatatkan beberapa minat investasi yang signifikan. Salah satunya adalah perusahaan yang bergerak di bidang permodalan (venture capital) yang berminat untuk mendanai berbagai proyek start up di Indonesia.

Kepala BKPM, Franky Sibarani menyampaikan bahwa minat investasi tersebut menambah optimistis akan prospek pengembangan ekonomi digital di Indonesia.

"Mereka menyadari besarnya potensi yang ada. Pada tahun 2030, sektor ekonomi digital di Indonesia bernilai US$ 130 miliar atau setara Rp 2 kuadriliun (kurs Rp 13.000)," kata Franky dalam keterangan resmi kepada media, hari Rabu (29/6).

Menurut Franky, langkah untuk mengembangkan usaha tersebut positif terhadap rencana pengembangan ekonomi digital di tanah air. "Semakin banyak yang mendukung start-up akan semakin positif bagi bidang usaha yang sedang tumbuh tersebut," katanya.

Lebih lanjut Franky menyampaikan bahwa selain perusahaan venture capital, beberapa perusahaan lain juga menyatakan minat di Indonesia. Beberapa diantaranya adalah perusahaan desain furniture, produsen alas kaki dan perbankan yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

Sebelumnya, Kepala BKPM juga menjadi pembicara utama dalam kegiatan Indonesia-US Business Forum yang dihadiri oleh 52 perusahaan Amerika Serikat. Sektor-sektor perusahaan yg hadir dari footwear industri, furnitur, teknologi dan informasi serta makanan minuman.

Kepala BKPM menyampaikan paparan terkait update investasi AS di Indonesia, kemudahan investasi dan juga perbaikan dan terobosan yang telah dilakukan pemerintah diantaranya yaitu PTSP, online licensing, layanan investasi tiga jam, kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK) dan BKPM smart phone application

Dalam kegiatan tersebut, turut hadir Konjen RI San Fransisco Ardi Hermawan. Kantor perwakilan BKPM di New York terus berkoordinasi dengan perwakilan RI setempat untuk mengawal minat investasi yang disampaikan oleh investor.

Kegiatan pemasaran investasi Kepala BKPM kali ini akan dilakukan ke tiga kota utama Amerika Serikat yakni San Fransisco, Chicago dan New York.

Amerika Serikat tergolong negara prioritas pemasaran investasi, dari data yang dimiliki oleh BKPM pada tahun 2015, nilai realisasi investasi AS mencapai US$ 893 juta terdiri dari 261 proyek dengan didominasi oleh sektor-sektor pertambangan. Dari sisi komitmen, tercatat masuknya komitmen US$ 4,8 miliar terdiri dari 76 proyek.

Untuk diketahui, BKPM pada tahun 2016 menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4 persen dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6 persen dari target PMA tahun lalu, serta dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4 persen dari target PMDN tahun lalu.

Untuk mencapai target tersebut, BKPM pada menetapkan 10 negara prioritas termasuk di antaranya Amerika Serikat, Australia, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, RRT, Timur Tengah, Malaysia, dan Inggris.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home