Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 18:17 WIB | Senin, 28 November 2022

Iran: Manajer Bank Dipecat Karena Melayani Perempuan Tanpa Jilbab

Seorang demonstran memegang plakat selama protes setelah kematian Mahsa Amini di Iran, di Berlin, Jerman, 22 Oktober 2022. (Foto: dok. Reuters)

TEHERAN, SATUHARAPAN.COM-Seorang manajer bank Iran yang melayani seorang perempuan tanpa mengenakan jilbab telah dipecat, media lokal melaporkan pada hari Minggu (27/11), karena demonstrasi yang dipicu oleh aturan wajib penutup kepala mengguncang republik Islam tersebut.

Perempuan di negara berpenduduk lebih dari 80 juta jiwa itu diharuskan menutupi kepala, leher, dan rambut mereka, sebuah hukum yang ditegakkan oleh polisi moralitas negara.

Kematian terjadi pada 16 September dalam tahanan polisi moral atas Mahsa Amini, 22, karena diduga melanggar aturan berpakaian, memicu demonstrasi nasional yang oleh pihak berwenang disebut "kerusuhan".

Kantor berita Mehr melaporkan bahwa manajer bank di Provinsi Qom, dekat ibu kota Teheran, "telah memberikan layanan bank pada hari Kamis kepada seorang perempuan yang tidak memakai penutup kepala."

Akibatnya, dia "dicopot dari jabatannya atas perintah gubernur," kata Mehr mengutip wakil gubernur Ahmad Hajizadeh.

Mehr mengatakan video perempuanyang tidak mengenakan penutup kepala itu "menimbulkan banyak reaksi di media sosial."

Di Iran sebagian besar bank dikendalikan negara dan Hajizadeh mengatakan itu adalah tanggung jawab manajer di lembaga tersebut untuk menerapkan hukum hijab.

Lusinan orang, terutama pengunjuk rasa tetapi juga anggota pasukan keamanan, tewas selama demonstrasi, yang menurut Iran didorong oleh "musuh" Baratnya.

Jilbab menjadi wajib empat tahun setelah revolusi 1979 yang menggulingkan monarki yang didukung Amerika Serikat dan mendirikan Republik Islam.

Belakangan, dengan perubahan norma pakaian, menjadi hal biasa melihat perempuan dengan jeans ketat dan jilbab longgar berwarna-warni.

Namun pada Juli tahun ini Presiden ultra-konservatif, Ebrahim Raisi, menyerukan mobilisasi “semua lembaga negara untuk menegakkan hukum jilbab.” Namun, banyak perempuan terus melanggar aturan. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home