Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 09:19 WIB | Kamis, 24 November 2016

Israel Akan Bangun 500 Rumah di Yerusalem Timur

Permukiman Yahudi yang dibangun Israel di wilayah Tepi Barat. Israel mengabaikan seruan internasional untuk menghentikan kegiatan ini yang menggangu penyelesaian konflik Israel-Palestina. (Foto: dok./AFP)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM – Israel kembali membuat rencana untuk membangun 500 rumah baru untuk permukiman Yahudi di wilayah pendudukan di Yerusalem Timur, menurut laporan sebuah lembaga kemasyarakatan.

‘’Pagi ini, panitian pembangunan loka membuat keputusan untuk terus melanjutkan rencana dan pembangunan... untuk 500 unit rumah di Ramat Slomo,’’ kata Ir Amin Betty Herschman, dari LSM anti pemukiman. Dia menyebut tentang pemukiman Yahudi ultra ortodoks. Rencana itu sebenarnya telah diajukan pada 2014.

Pemerintah Prancis pada hari Selasa (21/11) telah memperingatkan bahwa pemukiman sebanyak 20.000 unit di sana adalah ilegal. Sementara pihak pemerintah setempat mengabaikan keputusan itu, dan mengatakan bahwa itu bukan rencana baru, dan telah disetujui pada tahun lalu.

Sementara itu, utusan PBB,  Nickolay Mladenov, memperingatkan tentang bahaya pembangunan permukiman baru Israel kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu. Saeperyi dikutip AFP, dia mendesak  agar pembangunan itu dihentikan, karena semakin mengkhawatirkan.

Didorong Kemenangan Trump

Ir Amin memperingatkan bahwa keputusan yang sama bisa meniru hal itu. Sementara kelompok sayap kanan Israel mengharapkan Presiden Amerika Serikat yang baru, Donald Trump, akan mendorong pemerintah baru dalam perluasan permukiman, ketimbang yang dilakukan pendahulunya, Barack Obama.

LSM itu menuduh bahwa pejabat kota Yerusalem Timur akan mengeksploitasi kemenangan Trump sebagai isyarat ‘’lampu hijau’’ untuk mengizinkan kembali pembangunan permukiman di wilayah Yerusalem Timur. Dan hal itu menyangkut ribuan unit rumah yang izinnya dibekukan.

Lebih dari 200.000 warga Israel sekarang tinggal di Yerusalem timur, wilayah Palestina yang diduduki Israel pada Perang Enam Hari pada tahun 1967 dan kemudian dianeksasi.

Namun langkah itu tidak pernah diakui secara internasional, dan dianggap semua permukiman Israel di wilayah itu Palestina yang diduduki sebagai ilegal, termasuk di Yerusalem Timur.

Pihak Palestina menempatkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota masa depan negara itu. Sementara Mladinov  menyerukan agar Palestina bersatu di bawah pemerintahan tunggal untuk mengalhiri perpecahan antara kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza dan kelompok Fatah di Tepi Barat.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home