Loading...
DUNIA
Penulis: Melki Pangaribuan 16:21 WIB | Kamis, 21 Juli 2016

Israel Buka Hubungan Diplomatik dengan Negara Islam Afrika

Israel Buka Hubungan Diplomatik dengan Negara Islam Afrika
Direktur Jenderal Departemen Luar Negeri Israel Dori Gold (kanan) dan Kepala Staf Kepresidenan Guinea Ibrahim Khalil Kaba (kiri) menandatangani perjanjian resmi pembaharuan hubungan diplomatik kedua negara pada Rabu (20/7) malam di Paris. (Foto-foto: ynetnews.com)
Israel Buka Hubungan Diplomatik dengan Negara Islam Afrika

PARIS, SATUHARAPAN.COM - Negara Muslim sub-Sahara Afrika, Republik Guinea kembali membuka hubungan diplomatik dengan Israel untuk pertama kalinya pada hari Rabu (20/7) setelah 49 tahun hubungan kedua negara terputus.

Direktur Jenderal Departemen Luar Negeri Israel, Dori Gold, dan Kepala Staf Kepresidenan Guinea, Ibrahim Khalil Kaba, menandatangani perjanjian resmi pembaruan hubungan diplomatik kedua negara pada Rabu (20/7) malam di Paris.

Republik Guinea, sebuah negara Muslim di sub-Sahara Afrika Barat, digunakan untuk menjadi wilayah di Afrika Barat Prancis. Negara ini didirikan pada tahun 1958 setelah merdeka dari Prancis.

Meskipun Israel sebelumnya memiliki hubungan diplomatik dengan Territory of Guinea dan Afrika Barat Prancis, hubungan mereka diputus setelah Republik Guinea merdeka.

"Kami menutup lingkaran penting dengan pembaruan hubungan diplomatik antara kedua negara kita," ujar Gold setelah penandatanganan perjanjian seperti dikutip ynetnews.com, hari Rabu (20/7).

"Israel menyerukan semua negara yang belum memperbarui hubungan mereka dengan Israel untuk mengikuti contoh Guinea. Dengan cara ini, kita semua bisa bertindak bersama-sama untuk kepentingan bangsa di wilayah ini."

Awal bulan ini, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memimpin delegasi diplomatik ke beberapa negara - Uganda, Kenya, Rwanda, dan sub-Sahara Ethiopia - dengan tujuan membangun kembali dan memperkuat hubungan diplomatik dan komersial yang ada.

Selama kunjungan itu, Netanyahu mengisyaratkan kepada media bahwa ia bermaksud untuk "bertemu dengan pemimpin negara Afrika Muslim yang sebelumnya Israel pernah memiliki hubungan diplomatik."

Menurut haaretz.com, pembaruan hubungan diplomatik Israel dengan Guinea tidak berhubungan dengan kunjungan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu baru-baru ini ke Afrika.

Pejabat senior di Yerusalem mengatakan kepada Haaretz bahwa terciptanya terobosan dalam hubungan diplomatik ini dipicu oleh perjuangan Israel dalam memerangi epidemi Ebola dua tahun lalu.

Israel adalah salah satu pendonor utama untuk dana internasional PBB untuk memerangi penyakit Ebola, dan menjanjikan US$ 10 juta untuk menemukan penyebab penyakit ini. Selain itu, Israel mengirim tim medis ke Guinea Conakry untuk mengidentifikasi dan mengobati pasien Ebola.

Para pejabat senior Israel mengatakan bahwa sikap Israel ini kemauan baik membuka jalan untuk hubungan baru.

Guinea, sebuah negara dengan mayoritas Muslim, adalah negara Afrika pertama yang memutuskan hubungan dengan Israel setelah Perang Enam Hari pada tahun 1967. Setelah Guinea, negara-negara Afrika lainnya juga memutuskan hubungan dengan Israel dan pada tahun 1973. Semua kasus ini adalah akibat dari tekanan yang diterapkan oleh Mesir dan Libya.

"Guinea dan Israel adalah negara dengan sejarah panjang persahabatan bahkan selama periode di mana mereka tidak memiliki hubungan diplomatik," kata Gold.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home