Loading...
HAM
Penulis: Sabar Subekti 10:16 WIB | Jumat, 26 November 2021

Italia Beri Perlindungan bagi "Gadis Afghanistan Bermata Hijau"

Italia Beri Perlindungan bagi "Gadis Afghanistan Bermata Hijau"
Sebuah file foto menunjukkan Sharbat Gula, "Gadis Afghanistan" bermata hijau yang fotonya tahun 1985 di National Geographic menjadi simbol perang di negaranya. (Foto: dok. Reuters)
Italia Beri Perlindungan bagi "Gadis Afghanistan Bermata Hijau"
Foto Gadis Afghanistan bermata hijau yang diambil fotografer Amerika Serikat, Steve McCurry, dan tampil di National Geographic tahun 1985. (Foto: dok. ist)

ROMA, SATUHARAPAN.COM-Italia telah memberikan perlindungan yang aman kepada Sharbat Gula, "Gadis Afghanistan" bermata hijau yang fotonya pada tahun 1985 di National Geographic menjadi simbol perang di negaranya, kata kantor Perdana Menteri Mario Draghi pada hari Kamis (25/11).

Pemerintah campur tangan setelah Gula meminta bantuan untuk meninggalkan Afghanistan setelah Taliban mengambil alih negara itu pada bulan Agustus, kata sebuah pernyataan, menambahkan bahwa kedatangannya adalah bagian dari program yang lebih luas untuk mengevakuasi dan mengintegrasikan warga Afghanistan.

Fotografer Amerika Serikat, Steve McCurry, memotret Gula ketika dia masih kecil, tinggal di kamp pengungsi di perbatasan Pakistan-Afghanistan.

Mata hijaunya yang mengejutkan, mengintip dari jilbab dengan campuran keganasan dan rasa sakit, membuatnya dikenal secara internasional, tetapi identitasnya baru ditemukan pada tahun 2002 ketika McCurry kembali ke wilayah tersebut dan melacaknya.

Seorang analis FBI, ahli forensik dan penemu pengenalan melalui iris mata memverifikasi identitasnya, kata National Geographic waktu itu.

Pada 2016, Pakistan menangkap Gula karena memalsukan kartu identitas nasional dalam upaya untuk tinggal di negara itu.

Presiden Afghanistan saat itu, Ashraf Ghani, menyambutnya kembali dan berjanji untuk memberinya sebuah apartemen untuk memastikan dia “hidup dengan bermartabat dan aman di tanah airnya.”

Sejak merebut kekuasaan, para pemimpin Taliban mengatakan mereka akan menghormati hak-hak perempuan sesuai dengan syariah, atau hukum Islam.

Namun di bawah pemerintahan Taliban dari tahun 1996 hingga 2001, perempuan tidak dapat bekerja dan anak perempuan dilarang bersekolah. Perempuan harus menutupi wajah mereka dan ditemani oleh kerabat laki-laki ketika mereka meninggalkan rumah. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home