Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki 05:39 WIB | Selasa, 14 Maret 2023

Jajanan Emping Melinjo Magetan Ramai Dipesan Jelang Ramadhan

Perajin emping melinjo Mbah Warsiyem dan Mbah Sujono sedang memroses emping di kediamannya di Desa Baron, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1444 H, pesanan emping melinjo mulai naik. HO-Diskominfo Kabupaten Magetan

MAGETAN, SATUHARAPAN.COM - Perajin jajanan emping melinjo di Desa Baron, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur mulai ramai pesanan pembelian menjelang bulan Ramadhan 1444 Hijriah.

Perajin emping melinjo setempat Mbah Warsiyem (65) mengatakan menjelang bulan puasa sejumlah pembeli banyak mendatangi langsung rumahnya untuk memesan emping melinjo.

"Saat hari biasa, kita menitipkan dagangan di pengepul. Tetapi jelang bulan puasa saat seperti ini pembeli datang sendiri ke rumah untuk memesan," ujar Warsiyem di Magetan, Senin (13/3).

Menurutnya yang membeli tersebut ada yang konsumen, namun ada juga yang merupakan penjual. Mereka membeli emping melinjo untuk dijual lagi sebagai persiapan ramadhan dan lebaran.

Guna memenuhi pesanan pembeli, Warsiyem dibantu suaminya, Sujono, mampu menghasilkan 5 kilogram emping melinjo dalam sehari. Satu kilo emping melinjo buatannya, saat ini laku di pasaran dengan harga Rp65.000. Itu untuk jenis emping melinjo yang biasa.

"Saat ini, sekilo emping olahan kami dibeli pedagang Rp65.000 per kilogram. Biasanya menjelang lebaran bisa mencapai Rp80.000," kata dia.

Sedangkan untuk emping melinjo jenis super, menurut Mbah Warsiyem bisa mencapai harga Rp70.000 per kilogram.

Meski harga emping melinjo super lebih tinggi, namun dia mengaku lebih memilih membuat emping melinjo yang biasa saja karena untuk bisa menghasilkan emping melinjo super dibutuhkan ketelatenan yang lebih.

"Buah melinjo harus matangnya pas. Butuh melinjo super untuk bahan pembuatannya. Dulu pernah ikut pelatihan di Malang, tapi karena untuk mendapatkan melinjo super susah, ya kita bikin yang biasa saja," katanya.

Sayangnya di saat permintaan emping melinjo sedang naik, perajin emping melinjo di Desa Baron kesulitan mencari bahan baku. Buah melinjo saat ini sedang langka karena musim melinjo berbuah telah lewat.

Minimnya modal juga membuat perajin emping melinjo seperti Warsiyem tidak bisa kulakan lebih banyak buah melinjo untuk persediaan momentum bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

"Sudah tiga minggu ini tidak bisa beli buah melinjo karena bukan musimnya melinjo berbuah. Modalnya kecil, jadi waktu musim berbuah tidak bisa beli banyak. Ini kita hanya habiskan persediaan melinjo yang ada saja," katanya.

Adapun untuk membuat emping melinjo membutuhkan ketelatenan tersendiri. Proses awal adalah mengupas kulit buah melinjo yang berwarna kuning kemerahan. Setelah tersisa kulit coklat yang keras, buah melinjo disangrai dalam wajan tembikar dengan pasir.

Setelah dirasa matang, buah melinjo tersebut ditumbuk dengan alat khusus hingga berbentuk lingkaran di atas nampan yang telah disiapkan dan kemudian dijemur.

Memasuki bulan Ramadhan, permintaan semakin banyak. Puncak permintaan biasanya menjelang lebaran nanti.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home