Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 09:59 WIB | Senin, 22 Juli 2019

Jeda Sejenak dalam Pameran "Kecil itu Indah #3"

Jeda Sejenak dalam Pameran "Kecil itu Indah #3"
Karya Alie Gopal berjudul “Creature” (18x11x27 cm) pada pameran "Kecil itu Indah #3" di Miracle prints, Jumat (19/7). (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Jeda Sejenak dalam Pameran "Kecil itu Indah #3"
Reminiscene #1: the fragments – keramik, kotak kayu – 20x20 cm – Lelyana Kurniawati – 2019.
Jeda Sejenak dalam Pameran "Kecil itu Indah #3"
Pengunjung mengamati karya-karya dua matra berukuran kecil pada pameran "Kecil itu Indah #3".
Jeda Sejenak dalam Pameran "Kecil itu Indah #3"
Beberapa karya dua matra ukuran kecil pada pameran "Kecil itu Indah #3".

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Untuk ketiga kalinya Miracle prints menggelar pameran Kecil Itu Indah (KII). Sebanyak 22 seniman-perupa dan satu studio seni mempresentasikan karya ukuran kecil dua-tiga matra dalam berbagai medium. Pameran KII #3 dibuka oleh pemilik Kedai Kebun Forum Yustina Neni, Jumat (19/7) sore.

Kedua puluh dua seniman yang terlibat adalah Rika Ayu, Nurmaria Triana, G Prima Puspita Sari, Mutiara Riswari, Reza Pratisca Hasibuan, Carolina Rika Winata, Roeayyah Diana ‘Capung’, Rizal Eka Pramana, Yanal Desmon Zendrato, Heri Purwanto, Hono Sun, Bonny Setiawan, Yaksa Agus, Hadi Soesanto, Alie Gopal, Iabadiou Piko, Edo Pop, Robi Fathoni, Made Toris Mahendra, Azhar Horo, Lelyana Kurniawati, Slamet Riadi, serta studio Tempa Collective.

“Ada tantangan tersendiri saat membuat karya dalam ukuran kecil. Bidangnya yang tidak terlalu  luas kadang menyulitkan, karena terbiasa dengan medium ukuran di atas 1 m persegi. Tetap harus dicoba untuk eksplorasi,” perupa muda Triana Nurmaria menjelaskan kepada satuharapan.com saat pembukaan pameran, Jumat (19/7).

Triana adalah salah satu perupa muda yang diundang untuk ikut dalam pameran KII #3. Dalam medium yang cukup besar, Triana bisa dengan bebas menggoreskan garis-objek abstraknya. Karya Arus yang pernah dipamerkan dalam pameran “Ringroad” tahun lalu di Bale Banjar Sangkring dibuat di atas kanvas dalam ukuran 150 cm x 140 cm. Dalam KII #3 Triana mempresentasikan dua karya abstraknya berjudul Shade dan Tahan dengan ukuran 25 cm x 25 cm.

Hal yang sama juga dilakukan oleh Rika Ayu yang mempresentasikan dua karya kecilnya berukuran 20 cm x 20 cm berjudul Sudut Tepi dan Rest. Bersama Triana, pada pameran “Ringroad” Rika Ayu membuat karya berjudul Menuju Dari #4. Ketiga karya Rika Ayu memotret objek perempuan. Menariknya dalam karya besar maupun kecilnya, Triana dan Rika Ayu membuat karya yang memiliki impresi dan detail yang sama baiknya.

Berbeda dari tahun lalu yang membatasi dimensi karya maksimal 40x40x40 cm, pada KII #3 dimensi karya berukuran maksimal 30x30x30 cm untuk karya tiga matra dan 30x30 cm untuk karya dua matra.

Karya berukuran kecil bukanlah sekadar memindahkan objek dari kanvas berukuran besar dan menjadi kecil ukurannya, atau memperkecil dimensi karya tiga matra sehingga menjadi mini. Dengan ukuran yang terbatas perupa bisa mendapat tantangan baru dengan permainan tekniknya dan fokus melalui pemadatan temanya. Karya seni rupa berukuran kecil bisa menjadi jeda sejenak serta ruang reflektif-eksploratif capaian seni rupa dengan segala aspek ekonomis-artistitik-estetiknya.

Dalam hal apresiasi, peluang pasar karya seni dalam ukuran kecil (mini) cukup terbuka. Pertimbangannya mudah dibawa saat membeli serta pemajangannya bisa diletakkan pada satu dinding atau ruang yang sama untuk beberapa karya.

Dua tahun lalu seniman-perupa Lukman mempresentasikan dua puluhan karya dua matra di atas kanvas berukuran 20-25 cm di Omah Petroek dan hampir separuh lebih dibeli saat pembukaan pameran. Awal tahun ini Edi Maesar memamerkan 150-an karya lukisan kecilnya berukuran mulai dari 13 cm x 17 cm sampai tidak lebih dari 22 cm x 27 cm. Hingga pameran selesai tidak kurang 40-an karya lukisan kecil Edi Maesar dikoleksi oleh beberapa pencinta seni.

Pameran "KII #3" akan berlangsung hingga 13 Agustus 2019 di Miracle prints Jalan Suryodiningratan MJ. II/853, Mantrijeron, Yogyakarta.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home