Loading...
FLORA & FAUNA
Penulis: Sotyati 15:38 WIB | Jumat, 17 Juni 2016

Jeruk Purut, Penyedap Masakan Alami Tiada Duanya

Jeruk purut, (Foto: Balitjestro)

SATUHARAPAN.COM – Jeruk purut adalah tumbuhan perdu yang terutama dimanfaatkan daun dan buahnya sebagai bumbu penyedap masakan dalam dunia boga Asia Tenggara.

Daun jeruk purut menjadi  campuran penting pada bumbu ulekan untuk pecel, gado-gado, dan urap, untuk mengharumkan. Daun jeruk purut menjadi campuran penting masakan berkuah, bersantan ataupun tidak.

Potongan (rajangan) daun jeruk purut dicampurkan dalam adonan tepung pada pembuatan rempeyek. Kini, potongan daun jeruk purut juga dimanfaatkan sebagai campuran dalam pembuatan kerupuk dan camilan aneka kacang-kacangan.

Di Thailand, daun jeruk purut adalah bumbu masakan yang sangat populer. Masakan berkuah yang penting seperti tom yam dan tom khaa, menggunakan campuran daun jeruk purut. Daun jeruk purut menjadi bumbu dan pengharum makanan aneka masakan di Sumatera, Jawa, dan Bali, juga Kamboja dan Semenanjung Malaya.

Rasa sari buah jeruk purut yang masam, biasanya digunakan sebagai penetral bau amis daging atau ikan untuk mencegah rasa mual, seperti pada siomay. Ikan yang sudah dibersihkan biasanya ditetesi perasan buahnya untuk mengurangi aroma amis.

Jeruk purut yang memiliki nama ilmiah Citrus hystrix, DC, dalam perdagangan internasional dikenal sebagai kaffir lime, makrut lime, atau Mauritius papeda. Nama “papeda”, diambil dari nama sinonimnya dalam bahasa Latin, yakni Papeda rumphii, Hassk.

Tumbuhan ini secara alami tersebar di Indochina dan Malesia. Daerah sebarannya meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, India, Nepal, Bangladesh.

Di daerah persebarannya, seperti dikutip dari Wikipedia, jeruk purut dikenal dengan nama ma kruut (Thailand), krauch soeuch (Kamboja), 'khi 'hout (Laos), shouk-pote (Burma), kabuyau, kulubut, kolobot (Filipina), truc (Vietnam), kobu mikan (Jepang), ma feng cheng (Tiongkok).

Di Indonesia, selain jeruk purut, nama lain yang dikenal adalah limau kuwit dalam bahasa Banjar, juga unte mukur (Batak), lemao puruik (Minangkabau), jeruk linglang (Bali).

Jeruk purut berbeda dengan jenis jeruk lain, sehingga penampilannya mudah dikenali. Tumbuhannya berbentuk pohon kecil (perdu). Rantingnya berduri.  Dari duri pada ranting-ranting inilah nama ilmiahnya diperoleh, Citrus hystrix berarti "jeruk landak", mengacu pada duri-duri pada batangnya.

Daun jeruk purut berbentuk khas, seperti dua helai yang tersusun vertikal akibat pelekukan tepinya yang ekstrem. Daun jeruk purut tebal, dan permukaannya licin, agak berlapis malam.

Buah jeruk purut berkulit tebal, bulat, dengan tonjolan-tonjolan kasar pada permukaan kulitnya.

Perbanyakan jeruk purut dilakukan dengan biji atau dengan pencangkokan. Di Barat, jeruk purut ditanam sebagai tanaman pot.

Khasiat dan Manfaat Jeruk Purut

Sebagai bumbu masak, daun maupun buah jeruk purut sukar dicari penggantinya. Kulit jeruknya dapat dipakai apabila terpaksa. Daunnya dapat dikeringkan untuk dipakai pada waktu mendatang namun hanya bertahan kurang dari setahun. Cara pengawetan lain yang umum dilakukan terutama di negara Barat adalah dibekukan. Kini, tersedia daun jeruk purut dalam bentuk bubuk, dan sudah dipasarkan.

Minyak jeruk purut yang diperoleh dari daun atau kulit buahnya, dimanfaatkan untuk bahan wewangian. Minyak daun jeruk purut terutama didominasi oleh kandungan minyak atsiri citronelal (80 persen), sisanya adalah citronelol (10 persen), nerol, dan limonena.

Jeruk purut memiliki keistimewaan dibandingkan jeruk-jeruk lainnya. Kulit buahnya memiliki komponen yang serupa dengan kulit buah jeruk nipis, dengan komponen utama adalah limonena dan β-pinena.

Karena itu pula, jus dan kulit buahnya secara tradisional dimanfaatkan sebagai obat di negara-negara di Asia.  Perasan buah jeruk purut dimanfaatkan sebagai pencuci rambut, dan dipercaya sebagai pembasmi kutu paling mujarab.

Di Thailand, dan sebagian wilayah di Kamboja, perasan jeruk dimanfaatkan sebagai pembersih pakaian, ataupun sebagai obat pencuci rambut. Wikipedia juga menyebutkan, irisan jeruk purut dipakai dalam ritual upacara adat tertentu di Kamboja.

Tidak mudah mencari data akurat mengenai luas pengembangan jeruk purut di Indonesia. Salah satu sentra jeruk purut, seperti dikutip dari Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Tropika, Litang Kementan,  adalah Tulungagung, Jawa Timur. Namun, data statistik Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan setempat pada 2011 belum memasukkan jeruk purut sebagai salah satu komoditas unggulan, walaupun luas areal mencapai ribuan hektar dan selama ini Tulungagung dikenal sebagai sentra jeruk purut terbesar di Indonesia.

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home