Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 07:40 WIB | Jumat, 24 Desember 2021

Jokowi Ajak NU Upayakan Pemerataan Ekonomi Umat

Ada empat kandidat Ketua PBNU yang muncul di Muktamar untuk kepengurusan 2021-2026.
Presiden Joko Widodo meresmikan Pembukaan Muktamar ke-34 NU di Pondok Pesantren Darussa’adah, Kabupaten Lampung Tengah, pada hari Rabu (22/12). (Foto: BPMI Setpres)

LAMPUNG, SATUHARAPAN.COM-Presiden Joko Widodo meyakini bahwa Nahdlatul Ulama (NU) memiliki potensi dalam upaya pemerataan ekonomi umat. NU memiliki kekuatan anak muda dan santri yang berkualitas dengan kompetensi baik.

Jokowi mengatakan itu ketika meresmikan Pembukaan Muktamar Ke-34 NU di Pondok Pesantren Darussa’adah, Kabupaten Lampung Tengah, pada hari Rabu (22/12). Muktamar ini akan berlangsung hingga 25 Desember mendatang.

“Apabila ini bisa dirajut dalam sebuah kekuatan lokomotif saya meyakini ini bisa menarik gerbong-gerbong yang ada di bawah untuk bersama-sama menyejahterakan kita semuanya,” kata Jokowi.

Pemerintah menawarkan dibuat sebuah wadah berupa kelompok usaha atau konsesi bagi anak muda NU mengembangkan kompetensinya dalam bidang pertanian maupun mineral dan batubara. Namun, usaha tersebut harus dapat mendorong usaha lain untuk ikut menikmati.

“Ini memerlukan sebuah kerja besar, tetapi saya melihat potensi di Nahdlatul Ulama itu ada, tinggal merajutnya,” katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menjelaskan pertemuannya dengan pemilik Facebook, Mark Zuckerberg, lima tahun lalu. Jokowi menceritakan kegiatan beliau bermain pingpong secara virtual namun terasa seperti bermain sungguhan.

Saat itu, Mark membisikkan kepadanyabahwa perubahan seperti itu merupakan awal, dan nanti ke depan memungkinkan setiap kegiatan menjadi virtual. Oleh karena itu, Jokowi mengimbau NU untuk berhati-hati dalam menyikapi hal tersebut agar peradaban dapat dikelola sehingga menjadi maslahat bagi umat manusia.

“Dan NU karena di dalam temanya berkhidmat untuk peradaban dunia, hati-hati memang peradaban itu harus kita pengaruhi agar maslahat bagi umat manusia di seluruh dunia khususnya di negara kita Indonesia,” katanya.

Jokowi juga mengutarakan keketuaan Indonesia dalam Group of Twenty (G20) merupakan momentum untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan dunia utamanya dalam hal digitalisasi, perubahan iklim, dan ekonomi hijau.

“Indonesia sekarang juga memimpin G20…  ingin mempengaruhi kebijakan-kebijakan dunia yang berpihak pada negara-negara miskin, kepada negara-negara berkembang, kepada negara-negara kecil, kepada negara-negara kepulauan, dalam hal, dalam segala hal, utamanya dalam digitalisasi, perubahan iklim, dan ekonomi hijau,” katanya.

Presiden juga menyampaikan rasa terima kasih kepada NU yang terus mengawal jalannya pemerintahan mulai dari kebangsaan, toleransi, kemajemukan, Pancasila, Undang-undang Dasar Negara 1945, dan kebhinekaan, serta mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Kita harapkan dengan itu kita harus bisa menjaga dan merawat bangsa dan negara kita yang kita cintai,” katanya.

Calon Ketua PBNU

Muktamar NU ini juga akan memilih Pengurus Besar (PB) NU yang baru untuk periode 2021 -2026. Dalam sejumlah pemberitaan di media massa, ada empat nama yang banyak disebut akan memimpin PBNU lima tahun ke depan.

Mereka itu adalah KH Prof Dr KH Said Aqil Siradj (Ketua PBNU sekarang, dan yang telah menjabat dua periode sejak 2010),  KH Dr As'ad Said Ali Kiai yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua PBNU periode 2010-2015, dan Wakil Ketua Badan Intelijen Negara (BIN) 2000-2011.

Kemudian KH Yahya Cholil Staquf, yang sekarang menjabat sebagai Katiba Aam PBNU. Orang yang biasa dipanggil Gus Yahya merupakan kakak dari Menteri Agama saat ini, Yaqut Cholil Quomas. Dan KH Marzuki Mustamar. Dia pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Bahasa Arab Universitas Islam Malang, juga pernah menjadi Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Kota Malang, dan sekarang menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home