Loading...
INDONESIA
Penulis: Melki Pangaribuan 16:39 WIB | Selasa, 12 November 2019

Jokowi: Ekonomi RI Masih Tumbuh Stabil, Jangan Kufur Nikmat

Presiden Joko Widodo (kiri) berpelukan dengan Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh (kanan), saat menghadiri penutupan Kongres Kedua Partai Nasdem dan HUT ke-8 Partai NasDem, di Jakarta, Senin (11/11/2019). Hasil Kongres menetapkan Surya Paloh sebagai ketua umum DPP Partai NasDem periode 2019-2024. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo mengatakan ancaman situasi ekonomi global yang tak menentu membuat banyak negara resesi, namun Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih stabil dan masih di atas 5 persen.

"Sudah banyak negara yang masuk pada posisi resesi. Kita ini patut syukuri, masih berada di pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen. Jangan kufur nikmat. Harus kita syukuri, kita diberi pettumbuhan ekonomi di atas 5 persen," kata Jokowi saat menyampaikan sambutan di HUT ke-8 Partai NasDem di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Senin (11/11) malam.

Dalam menghadapi situasi global ini, Presiden juga semua pihak untuk menghadapi segala permasalahan ekonomi, termasuk defisit neraca pembayaran yang sudah berpuluh tahun dialami.

"Saya sudah sampaikan bahwa urusan impor, urusan ekspor harus kita lihat detail, secara detail, biar penyakitnya bisa kita diagnosa secara detail," katanya.

Kepala Negara yakin bahwa defisit neraca pembayaran ini bisa didiagnosa 3-4 tahun yang akan datang dengan cara mengurangi impor minyak dan meningkatkan produksi minyak dalam negeri.

"Saya tidak mau impar-impor terus. Sekali lagi saya sampaikan di mana-mana, jangan ada yang coba coba menghalangi saya untuk menyelesaikan masalah yang tadi. Saya sampaikan, pasti akan saya gigit dengan cara saya," katanya.

Jukowi juga meminta semua pihak untuk memberikan dukungan pemerintahannya melakukan "omnibus law", uu cipta lapangan kerja, dimana ada 7 UU yang akan jadi 1 UU saja.

"Sehingga kecepatan kita bertindak betul-betul didukung. Apabila UU yang satu ini bisa kita selesaikan," harapnya.

Surya Paloh: Saya Ingin Peluk Erat Jokowi

Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh, membalas candaan Presiden Joko Widodo yang merasa tidak pernah dipeluk seerat pelukan dia kepada Presiden PKS, Sohibul Iman.

Menurut dia, sebenarnya dia sangat ingin memeluk erat Jokowi seerat dia memeluk Sohibul Iman, tapi tidak bisa.

"Ingin saya peluk lebih erat, tapi tidak bisa," kata dia, disambut tepuk tangan ribuan tamu undangan saat perayaan HUT ke-8 Partai NasDem di arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Senin malam.

Sebelumnya, saat menghadiri HUT Partai Golkar, Jokowi menyampaikan candaan bahwa dia tidak pernah dipeluk seerat pelukan Paloh kepada Iman itu.

Hal tersebut dilontarkan pasca pertemuan resmi antara Paloh dengan sejumlah petinggi PKS di Kantor DPP PKS, di Jakarta Selatan.

Namun, dalam kehadirannya di Puncak Peringatan HUT Ke-8 Partai NasDem itu, Paloh dan Jokowi pun berpelukan.

Jokowi menyebutkan rangkulan antara Paloh dengan Iman hanya masalah kecemburuan. "Karena saya tidak pernah dirangkul seerat itu. Maka, setelah sambutan ini saya akan lebih erat memeluk Bang Surya dibandingkan pelukan dengan Sohibul Iman," kata Jokowi.

Usai sambutan, Jokowi pun memeluk Paloh. Pelukan ini dua kali dilakukan kedua tokoh itu. Sebelumnya, usai Paloh memberikan sambutannya, keduanya juga berpelukan.

Keduanya pun terlihat tersenyum. Begitu pun dengan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Jokowi menegaskan tidak ada yang salah dengan rangkulan yang dilakukan Surya Paloh dan Sohibul Iman.

"Rangkulan itu apa yang salah. Itu bagus. Tetapi itu sekali lagi, kembali lagi pada niatnya. Kalau niatnya untuk komitmen kenegaraan apa yang salah. Kalau rangkulan itu untuk komitmen kebangsaan, sangat bagus sekali yang ditunjukkan Bang Surya. Kalau rangkulan itu untuk komitmen persaudaraan, untuk komitmen persatuan, sebagai saudara sebangsa dan setanah air, apa yang keliru, apa yang salah. Itu bagus, bener ndak ? Betul ndak?," kata Jokowi.

Menurut dia, candaan yang dilakukan kepada Paloh merupakan hal yang biasa, sehingga tidak perlu ditanggapi lebih luas.

"Candaan seorang sahabat yang sudah dekat, itu biasa. Jangan ditanggapi ke sana ke sini. Ada yang curiga, ada yang sinis, ada yang gak percaya. Apanya yang salah. Apalagi tadi sudah disampaikan juga Bang Surya, betapa sayangnya Bang Surya kepada Ibu Megawati. Coba, sahabat sejati saya, yang paling saya sayangi, beliau sampaikan," kata Jokowi. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home