Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 19:20 WIB | Selasa, 31 Januari 2017

Jokowi Tak Mau Mengulang Lagu Lama Perencanaan-Penganggaran

Integrasi perencanaan dan penganggaran optimalkan hasil pembangunan
Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas yang membahas tentang “Integrasi Perencanaan dan Penganggaran untuk Mengoptimalkan Hasil Pembangunan Nasional” di Istana Kepresidenan Bogor, hari Selasa (31/1). (Foto: BPMI Setpres)

BOGOR, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menginginkan pencapaian segala program prioritas yang telah dicanangkan pemerintah meleset dari tujuan awal atau bahkan sama sekali tidak tercapai.

Sebaliknya, program-program prioritas tersebut diharapkan dapat tercapai secara maksimal. Oleh karenanya, untuk menghindari hal tersebut, Kepala Negara menegaskan bahwa antara perencanaan dan penganggaran tiap program prioritas harus selalu terintegrasi.

"Kita tidak mau mengulang terus lagu lama perencanaan dan penganggaran yang tidak sambung, yang tidak sinkron, antara yang direncanakan beda dengan yang dianggarkan. Seolah-olah ini ada dua rezim, rezim perencanaan dan rezim penganggaran," kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas yang membahas tentang “Integrasi Perencanaan dan Penganggaran untuk Mengoptimalkan Hasil Pembangunan Nasional” di Istana Kepresidenan Bogor, hari Selasa (31/1).

Dalam rapat terbatas tersebut, Presiden mengingatkan kembali soal kebijakan money follow program yang pernah diinstruksikannya. Ia meminta Bappenas dan Kementerian Keuangan untuk mengawal proses penerapan kebijakan tersebut.

"Jangan hanya sebatas label, diberi label money follow program, tetapi dalam praktiknya tetap money follow function," katanya.

Dalam menyinergikan perencanaan dan penganggaran itu, biasanya tiga pihak yang terdiri dari Bappenas, Kementerian Keuangan, dan juga Kementerian/Lembaga akan berkoordinasi melalui pertemuan tiga pihak (trilateral meeting).

Terhadap pertemuan tiga pihak tersebut, Presiden menginginkan hasil koordinasi yang nyata dan dapat dimanfaatkan secara optimal utamanya untuk mendorong kebijakan money follow program.

"Saya juga tidak ingin lagi forum-forum pertemuan itu hanya sekadar memenuhi prosedur administrasi saja, tapi betul-betul bisa konkret, betul-betul dipergunakan dan dimanfaatkan secara optimal untuk mendorong prinsip money follow program terutama untuk pendanaan program-program prioritas nasional kita," kata Jokowi.

Presiden juga berpesan agar alokasi anggaran dan output yang dihasilkan oleh masing-masing kementerian dan lembaga untuk dicermati secara detail. Alokasi anggaran dan rencana output tersebut juga harus sejalan dengan pencapaian sasaran prioritas yang telah ditetapkan.

Selain itu, Presiden juga menegaskan kepada para jajarannya untuk meninggalkan ego sektoral dan cara berpikir yang akan memperlambat proses. Bappenas dan Kementerian Keuangan juga diharapkan untuk dapat menjadi penjaga prinsip program-program prioritas.

"Saya minta sederhanakan proses yang rumit-rumit, bertele-tele, dan bersikap administratif. Bangun kodefikasi yang bersandar pada lintas kementerian dan lembaga, lakukan pengembangan sistem berbasis IT untuk mendukung proses perencanaan dan penganggaran yang kita ingin semuanya terintegrasi," katanya.

Turut hadir dalam rapat tersebut,  Wakil Presiden Jusuf Kalla, sejumlah Menteri Kabinet Kerja, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan Kepala BKPM Thomas Lembong. (PR)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home