Jutaan Ton Plastik Mengotori Dunia di Sekitar Kita
SATUHARAPAN.COM-Di pantai Filipina, anak-anak bertelanjang kaki melompat dan bermain di atas tumpukan plastik yang terdampar di pantai akibat topan sebelumnya.
Sebagian besar sampah plastik dunia berakhir di sungai yang akhirnya membawanya ke lautan. Dalam perjalanan, sampah tersebut sering kali tertelan oleh ikan, burung, dan satwa liar lainnya, seperti tiga ekor burung coot yang mencari jalan melalui sampah plastik yang mengotori sungai Serbia.
Plastik, bahan yang sangat serbaguna yang dapat diubah menjadi bentuk tak terbatas yang berguna dalam segala hal mulai dari konstruksi hingga pengemasan, juga merupakan momok.
Ini adalah masalah yang coba diatasi oleh negara-negara di Korea Selatan, tempat putaran terakhir negosiasi sedang berlangsung mengenai perjanjian yang mengikat secara hukum yang ditujukan untuk mencari solusi.
Penggunaannya telah meledak dalam setengah abad terakhir, dan produksi global diproyeksikan mencapai 736 juta ton pada tahun 2040, naik 70% dari tahun 2020, tanpa perubahan kebijakan, menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan.
Hanya sekitar 9% dari itu yang didaur ulang, dan sebagian besar sisanya berakhir di dunia di sekitar kita.
Di Johannesburg, Afrika Selatan, jaring menjebak sampah plastik di Sungai Juksei, memberi kesempatan kepada relawan untuk membersihkannya.
Di Jakarta, Indonesia, sampah pinggir jalan menumpuk begitu tinggi hingga mengancam akan masuk ke jalan raya. Dan di kota kumuh New Delhi, dengan tampaknya setiap inci lanskapnya dipenuhi sampah plastik, kantong-kantong menunggu untuk disortir oleh para pengumpul yang berharap untuk menjualnya kembali.
Dan di Saint-Marc, Haiti, seorang anak laki-laki menikmati matahari terbenam dari tempat bertenggernya yang dikelilingi plastik dan sampah lainnya. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Niger Tangguhkan Izin Operasional BBC Tiga Bulan
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Otoritas Niger telah menangguhkan izin operasional siaran stasiun BBC yang...