Kabut Asap di Sydney: Polusi Lebih Buruk Dari Beijing
SYDNEY, SATUHARAPAN.COM – Bagi Anda yang ingin mengunjungi Kota Sydney, Australia, dalam beberapa hari ke depan, mungkin harus berpikir ulang kalau khawatir dengan masalah kesehatan berkenaan dengan kabut asap.
Walau di beberapa bagian suasana tampak lebih cerah, seperti dilaporkan Riley Stuart untuk ABC News, kabut asap tersebut diramalkan akan kembali lagi dan akan bertahan selama beberapa minggu ke depan.
Polusi udara di Kota Sydney sepanjang minggu ini memburuk karena kombinasi asap dari belasan kebakaran semak, dan juga debu yang diterbangkan angin dari kawasan New South Wales (NSW) yang dilanda kekeringan parah.
Pada hari Selasa (19/11/2019) dan Kamis (21/11/2019), indeks kualitas udara (AQI) di hampir semua kawasan di Kota Sidney dilaporkan sebagai “berbahaya”.
Hari Jumat pagi, hampir di semua lokasi di negara bagian NSW indeks di atas 200, yang berarti kondisinya berbahaya.
Polusi udara ini bahkan lebih buruk dari Kota Beijing di Tiongkok, yang sering dijadikan patokan untuk menunjukkan tingkat polusi udara di dunia.
Berikut data AQI di beberapa lokasi: Sydney CBD 229, Richmond 651, Liverpool 300, Wollongong 207, Newcastle 245, dan Wagga Wagga 308.
Peramal cuaca dari Biro Meteorologi (BOM) Abrar Shabren mengatakan kabut dan asap dari kebakaran semak yang masih bertahan akan membuat situasi penuh kabut akan tetap bertahan di Sydney sampai akhir pekan ini.
Sebagian besar asap yang sekarang menyelimuti Kota Sydney berasal dari kebakaran semak yang terjadi di bagian utara Negara Bagian New South Wales.
Dinas Kebakaran Regional NSW (RFS) sudah berusaha memerangi kebakaran ini selama beberapa bulan dan mereka belum berhasil menguasai keadaan sepenuhnya. Karena itu, kabut asap ini diperkirakan akan terus menjadi masalah bagi Sydney sampai beberapa bulan ke depan.
Juru bicara RFS Anthony Bradstreet mengatakan bahwa 1,6 juta hektar lahan di NSW sudah terbakar tahun ini saja.
“Masih ada 6 ribu kilometer persegi lahan yang terbakar. Diperlukan hujan yang deras dan lama untuk mematikan api.” katanya.
“Para petugas sedang berusaha keras untuk mengatasi api supaya tidak menjalar.”
“Tanpa adanya hujan, semak dan hutan ini bisa terus terbakar selama berminggu-minggu dan bahkan berbulan-bulan.” (abc.net.au)
Sri Mulyani Klarifikasi Alasannya Kerap Bungkam dari Wartawa...
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan penjelasan ter...