Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 05:30 WIB | Senin, 27 Desember 2021

Kapal Migran Tenggelam, 28 Mayat Ditemukan di Libya

Migran dari Eritrea, Mesir, Suriah dan Sudan, menunggu untuk dibantu oleh pekerja bantuan dari LSM Spanyol Open Arms, setelah melarikan diri dari Libya dengan menaiki perahu kayu yang berbahaya di laut Mediterania, sekitar 110 mil utara Libya. (Foto: dok. AP)

TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM-Mayat 28 migran telah terdampar di pantai barat Libya setelah kapal mereka tenggelam, kata seorang pejabat keamanan, hari Minggu (26/12), tragedi terbaru pada rute migrasi paling mematikan di dunia.

“Tim Bulan Sabit Merah Libya menemukan 28 mayat migran yang tewas dan menemukan tiga orang yang selamat di dua lokasi berbeda di pantai al-Alous,” sekitar 90 kilometer dari Tripoli, kata sumber tersebut.

"Keadaan mayat menunjukkan bahwa kapal karam itu terjadi beberapa hari yang lalu," katanya, dan menambahkan jumlah korban bisa bertambah dalam beberapa waktu mendatang.

Gambar yang diterbitkan oleh media Libya menunjukkan mayat tergeletak di sepanjang pantai kemudian ditempatkan di kantong mayat.

Libya, yang dilanda konflik dan pelanggaran hukum selama satu dekade, telah menjadi titik keberangkatan utama bagi para migran Afrika dan Asia yang berusaha mati-matian untuk mencapai Eropa.

Para migran sering mengalami kondisi yang mengerikan di Libya sebelum berangkat ke utara dengan kapal yang penuh sesak, seringkali tidak layak laut, dan sering tenggelam atau mendapat masalah.

Tragedi terbaru terjadi hanya beberapa hari setelah 160 migran tewas dalam sepekan dari insiden serupa, sehingga jumlah total nyawa yang hilang tahun ini menjadi 1.500, menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

IOM mengatakan lebih dari 30.000 migran telah dicegat dalam periode yang sama dan kembali ke Libya.

Uni Eropa bekerja sama dengan Penjaga Pantai Libya untuk mengurangi jumlah migran yang tiba di pantai Eropa.

Sekembalinya mereka, banyak yang menghadapi penganiayaan mengerikan lebih lanjut di pusat-pusat penahanan. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home